Jumat, 28 Oktober 2016

Kodim Gelar Upacara Sumpah Pemuda


Jembrana (Wisma Berita)

Kodim 1617/Jembrana, Jumat (28/10) menggelar upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88 dengan penuh hikmat di lapangan upacara Makodim 1617/Jembrana dipimpin oleh Pasi Log Kodim 1617/Jembrana Kapten CHB Drs. H. Kariyanto selaku Inspektur Upacara (Irup) dan Lettu Inf M. Zainul Eksan sebagai Komandan Upacara (Danup), yang diikuti oleh seluruh Prajurit TNI serta PNS Kodim 1617/Jembrana.

Pada upacara tersebut, dibacakan Putusan Kongres Pemuda-Pemuda Indonesia Tahun 1928 oleh Pasi Ops Kodim 1617/Jembrana, Kapten Inf Fajar R sebagai berikut :

Kerapatan pemuda-pemuda Indonesia yang diadakan oleh perkumpulan pemuda-pemuda Indonesia yang berdasarkan kebangsaan, dengan namanya Yong Java, Yong Sumatera (Pemuda Sumatera), Pemuda Indonesia, Sekar Rukun, Yong Islam Bond, Yong Batak Bond, Yong Cilebes, Pemuda Kaum Betawi dan Perhimpunan Pelajar-pelajar. 

Membuka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahun 1928 di negeri Jakarta, sesudahnya mendengar pidato-pidato dan pembicaraan yang diadakan didalam kerapatan tadi, sesudah menimbang segala isi pidato-pidato dan pembicaraan ini, kerapatan lalu mengambil keputusan : 

Pertama : Kami Putra Dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia.
Kedua : Kami Putra Dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami Putra Dan Indonesia Mengaku Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.

Setelah mendengar keputusan ini kerapatan mengeluarkan keyakinan asas ini wajib dipakai oleh segala perkumpulan-perkumpulan kebangsaan Indonesia :

Mengeluarkan keyakinan persatuan Indonesia diperkuat dengan memperhatikan persatuannya : 

Kemauan 
Sejarah 
Hukum-Adat 
Pendidikan dan kepanduan 

Dan mengeluarkan pengharapan supaya putusan ini disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan dimuka rapat perkumpulan kita.

Sementara itu, dalam amanat Menteri Pemuda dan Olah Raga, Imam Nahrawi yang dibacakan oleh Irup dikatakan bahwa melalui peringatan hari sumpah pemuda tahun ini kami menyampaikan salam hangat bagi tokoh-tokoh pemuda di seluruh penjuru negeri dan manca negara beserta keluarga untuk tetap berjuang dan berupaya sekuat tenaga demi kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia, dan terus menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia.

Penghargaan dan hormat kita semua kepada Bung Karno bapak bangsa tokoh pemuda masa itu, yang meneriakkan kalimat yang sangat terkenal. “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."

Saat pertama kali mendengar pidato Bung Karno ini, kita mungkin sempat bertanya-tanya apakah mungkin dan bagaimana caranya, hanya dengan 10 pemuda, sebuah negara bisa menggucangkan dunia ? 

Jawaban atas pertanyaan ini akan kita temukan melalui fakta-fakta berikut ini. Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda Indonesia sesuai dengan UU no 40 tahun 2009 tentang kepemudaan. 

Dengan range usia nantara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang, atau 24,5% dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS-2014) secara kuantitas angka 24,5% ini cukuplah besar, ditambah lagi dalam waktu dekat ini mulai tahun 2020 sampai 2035 , Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan bonus demografi dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa. 

Bonus demografi menjadi Windosw Opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. rasio sederhananya dapat digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia rasio usia produkt if di atas 64% sudah lebih dari cukup bagi Indonesia untuk melesat menjadi negara maju. itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang mulai kita nikmati nanti tahun 2020 dan akan berakhir pada tahun 2035. 

Lantas, pertanyaan lainnya adalah, apa relevansinya bonus demografi Indonesia dengan pidato Bung Karno tentang sepuluh pemuda mengguncang dunia ? 

Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa memberikan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pumudi unggul yang memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia. 

Ketika beberapa waktu yang lalu, Indonesia berhasil mengantarkan seorang pemuda Indonesia usia 23 tahun bernama rio haryanto ke level tertinngi balap mobil internasional f.1, kita baru menyadari pernyataan Bung Karno bukan isapan jempol semata seluruh mata dunia terbelalak, dunia balap internasional seolah tidak percaya ada anak Indonesia yang berhasil menembus balapan paling bergengsi di dunia. 

Begitupun ketika kita berhasil mengembalikan tradisi emas di ajang Olimpiade, Rio De Jeneiro brasil melalui cabang olah raga bulu tangkis, dunia juga berguncang, semua orang pun tahu peraih medali emas itu adalah owi-butet, anak muda berusia 27 dan 30 tahun. 

Bukan hanya di ajang olahraga, di sekt or sektor lain seperti indust ri kreatif, kita juga menemukan talenta-talenta muda Indonesia yang berhasil mengharumkan negara dan bangsa di kancah internasional ada joe taslim, aktor muda yang berhasil mengguncang panggung Hollywood melalui film Fast And Furioust ada juga sutradara muda usia 27 tahun asal Blitar - Jawa Timur, Livi Zheng yang berhasil mengguncang panggung perfilman Hollywood melalui karya-karya berkelasnya. 

Di dunia musik kita punya Sandhy Sundoro, musisi muda Indonesia yang di usianya 28 tahun telah berhasil menyabet penghargaan International Contest Of Young Pop Singer Dilatvia pada 2009 dengan mendapatkan nilai nyaris sempurna dari seluruh juri data BPSs menyebutkan bahwa industri kreatif hari ini menyumbang tidak kurang dari 7% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebuah kontribusi yang tidak bisa dianggap kecil di tengah pelambatan ekonomi dunia. 

Hari ini kita juga memiliki anak-anak muda potensial di bidang Start Up. Yang omzetnya mengundang decak kagum pebisnis online dunia ada Nadiem Makarim. Pendiri go-jek, ada Achmad Zaky, Ceo Buka Lapak dan ratusan Ceo-Ceo muda Indonesia di bidang teknologi informasi yang dipercaya oleh perusahaan multinasional tahun 2015, dilaporkan terdapat 62 Start Up. Indonesia yang kebanjiran dana investasi hingga puluhan triliun rupiah omzet belanja online (e-commerce) Indonesia sendiri pada tahun 2015 dilaporkan telah mencapai Rp. 200 triliun lebih (Kemendag-2015), jika trend ini bisa dikelola dengan baik, maka perekonomian Indonesia akan maju pesat tentu dengan catatan bahwa dari lalu lintas dan mata rantai bisnis online tersebut, para pemuda Indonesia harus berada pada posisi sebagai produsen bukan sekedar sebagai konsumen. 

Selain pencapaian di bidang teknologi informasi, kita juga punya anak-anak muda hebat sekelas Gamal Ali Bin Said (270 asal Malang - Jawa Timur yang berhasil mencuri perhatian pangeran Charles Inggris atas inovasi asuransi Bank Sampah-nya, termasuk, beberapa waktu lalu kita juga dibuat bangga oleh Diplomat Muda Indonesia, Nara Masista Rakhmatia yang mampu mengguncang persidangan PBB karena diplomasinya yang keras, cerdas dan tegas melindungi Papua dari rongrongan negara-negara asing. 

Hari ini adalah hari kebangkitan anak muda Indonesia dengan kemajuan teknologi, pemuda-pemuda Indonesia dari sabang sampai merauke terus bergerak memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasannya untuk kesejahtraan dan kebesaran bangsa Indonesia terutama di mata dunia. 

Rasanya tidak cukup jika harus menuliskan semua nama pemuda Indonesia yang hari ini mengharukan nama Indonesia di kancah internasional tokoh-tokoh pemuda yang disebutkan tadi hanyalah contoh untuk mengingat kembali pesan Bung Karno bahwa dengan pemuda yang hebat. Kita benar-benar bisa menaklukkan dunia jumlah yang besar saja tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan kualitas yang baik tugas kita semua untuk menjadikan bonus demografi ini memiliki makna bagi percepatan pembangunan di Indonesia. 

Mari kita buktikan dalam sejarah Indonesia untuk kesekian kalinya pemuda Indonesia menjadi motor utama penentu perubahan Indonesia bonus demografi menjadi kesempatan kita satu-satunya untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi negara maju sejajar dengan negara-negara besar lainnya di depan mata kita ada mea dan perdagangan bebas asia dan dunia saatnya pemuda Indonesia membangun visi yang besar menatap dunia.

Di lain sisi, Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus saat dikonfirmasi menegaskan bahwa hal terpenting adalah bukan hanya menjadikan peringatan Sumpah Pemuda ini sebagai kegiatan rutinitas tahunan saja, akan tetapi dapat memetik hikmah dari apa yang diamanahkan, hingga semangat perjuangan pemuda di era kemerdekaan itu hendaknya senantiasa tertanam dalam jiwa prajurit TNI saat ini, sehingga apa yang dilakukan oleh setiap prajurit TNI khususnya Kodim 1617/Jembrana beserta Jajarannya termasuk para PNS akan menjadi prestasi dan kontribusi bagi bangsa hingga manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat. (JMS)

Rabu, 26 Oktober 2016

Prajurit TNI, PNS Dan Persit Bersama PKK Terima Sosialisasi Bantuan Teknik Urban Farming


Jembrana (Wisma Berita)

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta mengurangi biaya konsumsi rumah tangga di kalangan masyarakat hingga secara tidak langsung nantinya dapat menjaga kestabilan nilai rupiah yang dicerminkan oleh nilai kurs dan inflasi, Rabu (26/10) Bank Indonesia Provinsi Bali menggelar kegiatan sosialisasi Bantuan Teknik Urban Farming kepada para prajurit TNI dan PNS serta PKK dari Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana yang kegiatannya disentralkan di lapangan Kodim 1617/Jembrana.

Kegiatan tersebut tampak antusias diikuti oleh seluruh prajurit TNI dan PNS Kodim 1617/Jembrana serta Minvetcad 23/Negara, Persit Kartika Candra Kirana Cabang XXXVI Kodim 1617/Jembrana serta PKK Kelurahan Pendem dengan jumlah sebanyak 150 peserta.

Dalam kesempatan itu, Asisten Direktur Bank Indonesia Provinsi Bali, Edi Kristianto sebagai Ketua Tim Pengembangan Ekonomi menjelaskan, Urban Farming adalah upaya bercocok tanam yang dapat dilakukan di sekitar rumah masing-masing dengan memanfaatkan berbagai media misalnya seperti menanam sayuran atau buah-buahan dalam pot dari botol-botol bekas minuman kemasan sehingga upaya ini juga menjadi solusi yang sangat tepat dikembangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan lingkungan hidup maupun untuk menambah pendapatan rumah tangga terutama di daerah perkotaan karena dengan Urban Farming ini dapat dilakukan tanpa memerlukan lahan yang luas bahkan dapat dilakukan media tanpa menggunakan tanah. Menurutnya, sepetak tanah di sekitar rumah bisa menghasilkan sayuran dan sebagainya sampai tanaman hias sehingga dapat mengurangi belanja rumah tangga bahkan Urban Farming dapat menjadi aktivitas bersifat rekreasi yang bermanfaat. Maka, Urban Farming juga merupakan upaya paling mudah menjamin bahan pangan tidak diintervensi bahan kimia seperti pupuk pabrik, insektisida dan pestisida. "Inilah yang dimaksud, kenapa dengan Urban Farming secara tidak langsung dapat meningkatkan derajat kesehatan serta dapat mengurangi biaya konsumsi rumah tangga masyarakat hingga secara tidak langsung nantinya dapat menjaga kestabilan nilai rupiah yang dicerminkan oleh nilai kurs dan inflasi," jelasnya.


Sementara itu, anggota Tim dari Bank Indonesia Provinsi Bali, I Gede Kadra selaku narasumber terlihat dengan seksma memaparkan materi tentang Urban Farming dimaksud bukan saja dapat diterapkan dalam sektor Pertanian tetapi juga dapat diterapkan pada sektor Peternakan seperti pemeliharaan ikan atau belut dalam media. Pihaknya juga menjelaskan tata cara perawatan tumbuhan dari penanaman hingga perawatan supaya mendapatkan hasil yang baik dan Urban Farming ini dapat ditentukan dengan menggunakan produk pilihan agar menghasilkan nilai jual yang mahal di pasaran. 

Berikut, narasumber lainnya I Dewa Made Gata menjelaskan, khususnya dalam sektor pertanian, hal yang harus dilakukan dalam kegiatan Urban Farming tersebut diantaranya adalah penyiapan media melalui proses fermentasi, pupuk organik cair agar memiliki proses peresapan lebih cepat terhadap tanaman, tanaman yang menunjukan jati dirinya, waktu yang tepat dalam melakukan pemupukan cair harus dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari yakni pagi sekira pukul 06.00 Wita dan sore pukul 16.00 Wita dan memilih tanaman yang cocok ditanam sesuai lokasi.

Dalam kegiatan itu, juga dipraktekkan cara pembuatan pupuk padat Super Bokasi oleh Tim Urban Farming adalah dengan mencampurkan bahan diantarannya 1 ton kotoran sapi/kambing yang sudah melalui proses pengendapan 10%, 1 Liter MA-11 dicampur dengan 15 liter air, 1 kg gula pasir, 15-30 kg dedak dan 1 karung skam padi.

Pasilog Kodim 1617/Jembrana Kapten Inf H. Karyanto seizin Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan tersebut. "Kami sangat berterima kasih dapat diselenggarakannya kegiatan ini, karena memang di era globalisasi ini hendaknya kita mulai mengadopsi cara Urban Farming (pemanfaatan lahan sempit) misalnya dalam menanam sayuran dan buah-buahan untuk membantu kesulitan yang kita hadapi kedepan," ujarnya. Pihaknya juga berharap, setelah kegiatan ini para prajurit TNI maupun peserta lain nantinya dapat menerapkannya praktek Urban Farming di rumah masing-masing. (JMS)

Selasa, 25 Oktober 2016

TNI Akan Gelar Lomba Burung Berkicau



Mendoyo (Wisma Berita)

Berbagai kegiatan positif dilakukan dalam upaya mewujudkan kemanunggalan antara TNI dengan rakyat, salah satunya hingga menggelar kejuaraan lomba burung berkicau.

Sebagaimana yang dilakukan Koramil 1617-02/Mendoyo di sela-sela kedinasan para anggotanya, jauh-jauh hari mulai mempersiapakan segala sesuatunya untuk menggelar kejuaraan lomba burung yang rencananya akan diselenggarakan di lapangan pasar Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana pada Minggu (13/11) nanti.

Dari hasil konfirmasi, Danramil 1617-02/Mendoyo, Lettu Inf M. Zainul Eksan Selasa (25/10) mengatakan, kegiatan itu nantinya digelar adalah untuk menyemakrakkan HUT Pahlawan 2016 dimana pihaknya beserta segenap anggota akan menggandeng beberapa instansi maupun club kicau mania serta seluruh lapisan masyarakat dalam sebuah kegiatan yang dirancang menjadi sebuah event kejuaraan lomba burung berkicau khususnya jenis Pleci diantaranya Kepecit dan Kaca Mata bernama POHSANTEN CUP. Dalam kesempatan itu, selain pemberian hadiah juara, pihaknya juga akan mengadakan doorpize untuk merangsang kehadiran masyarakat sebab meski tidak ikut dalam lombapun setiap masyarakat yang datang tetap berkesempatan untuk mendapatkan hadiah.

"Kami berharap masyarakat nantinya bisa menikmati kegiatan tersebut, khususnya para kicau mania dapat menyalurkan hobbinya dan hal terpenting dari kegiatan itu adalah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan burung serta apa yang dilakukan dapat semakin memupuk rasa kekeluargaan antara TNI dengan masyarakat pada umumnya," jelas Danramil.

Sementara itu, Dandim 1617/Jembrana, Letkol Inf Hendra Ferdinandus mengaku akan senantiasa mendukung setiap prajurit yang mampu berkarya tentunya dalam hal positif bahkan hingga menjadi sebuah prestasi baik terhadap kesatuan, bangsa dan negara. Seperti halnya dalam lomba burung berkicau yang nantinya akan diselenggarakan itu, karena apa yang dilakukan adalah merupakan salah satu program TNI untuk semakin dapat menumbuhkan kedekatan dengan masyarakat, sehingga Kodim 1617/Jembrana pada khususnya bisa lebih akrab dan TNI semakin dicintai masyarakat. (JMS)

Senin, 24 Oktober 2016

Babinsa Turun Langsung Bantu Petani


Mendoyo (Wisma Berita)

Guna menyukseskan Program Swasembada dan Ketahanan Pangan, Senin (24/10) Babinsa Penyaringan, Serda I Komang Alit dari Koramil 1617-02/Mendoyo bersinergi dengan para PPL diantaranya Kordinator PPL Kecamatan Mendoyo I Ketut Suardana, PPL se-wilayah Kecamatan Mendoyo dan petugas Statistik Kabupaten Jembrana I Ketut Sudarma, turun langsung untuk membantu masyarakat petani dalam melaksanakan panen padi (ubinan) di sawah yang berada pada kawasan irigasi (subak) sawah Tibu Beleng, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Ubinan kali ini, tampak masyarakat petani berjumlah sekira 20 orang bersama Babinsa dengan seksama memanen padi jenis Cherang pada sawah seluas 45 are milik I Wayan Winarko (47) seorang petani asal desa setempat yang menjadi anggota (krama) subak sawah Tibu Beleng tersebut.


Menurut Serda I Komang Alit, panen padi kali ini mengalami peningkatan dan akan terus berkelanjutan. Adapun hasil rata-rata yang didapat adalah sebanyak 8,5 ton/hektar. "Dalam membantu para petani, Babinsa Koramil 1617-02/Mendoyo bukan saja pada saat panen, namun kita bantu sejak mulai pembibitan hingga panen, juga ikut mengawasi perkembangannya bersama Gabungan Kelompok Tani, jelasnya.

Sementara itu, Danramil 1617-02/Mendoyo, Lettu Inf Zainul Ekhsan mengatakan dimana pihaknya akan selalu siap mendampingi para petani dengan mengoptimalkan peran para Babinsanya dan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait serta pihak manapun demi suksesnya Program Ketahanan Pangan khususnya wilayah Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Di sela-sela kegiatan panenan, Babinsa juga memberikan sosialisasi praktis tentang pertanian serta memberikan penjelasan pasca panen kepada para petani, sehingga usai panen para petani bisa memahami apa yang harus dilakukan dan dipersiapkan guna menghadapi musim tanam selanjutnya. (JMS)

Sabtu, 22 Oktober 2016

Usai Blusukan Tinjau Persawahan, Dandim Kunjungi UPO


Jembrana (Wisma Berita)

Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus didampingi Pasi Teritorial Kodim 1617/Jembrana Kapten Inf I Wayan Yudana, Sabtu (22/10) melaksanakan blusukan untuk meninjau langsung pelaksanaan penanaman padi pertama (bibit) yang di Bali dikenal istilah pengiwit dengan jenis bibit padi Cerang yang dilakukan dengan sistem penanaman sider maupun manual juga pelaksanaan panen padi dan saluran irigasi (subak) di beberapa kawasan subak sawah yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana.

Kegiatan Dandim beserta Jajarannya diawali meninjau sistem irigasi (subak) dan sawah yang akan melaksanakan tanam padi rata-rata seluas 30 are diantaranya milik I Nyoman Sudiarsana (70) dan milik I Made Sujana (40), keduanya adalah anggota krama subak Jelingjing di Lingkungan Ketugtug dan Loloan, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Di tempat itu, Dandim diterima oleh Kelihan Subak Jelinjing Lingkungan Ketugtug I Ketut Jendra dan Kelihan Subak Jelinjing Lingkungan Loloan I Nengah Sumani, didampingi PPL Subak Mertasari Ni Nengah Sudiadi serta para petani setempat sejumlah kira-kira 50 orang.


"Kegiatan ini adalah sebagai realisasi dari pelaksanaan Program Upaya Khusus (Upsus) dalam rangka mendukung Ketahanan Pangan dan Swasembada Pangan khususnya di Kabupaten Jembrana," jelas Dandim.

Menurutnya, keberadaan Kodim 1617/Jembrana beserta Jajarannya bukan saja hanya sebatas membantu jajaran Kepolisian dalam melaksanakan Kamtibmas akan tetapi juga membantu Pemerintah Daerah dengan melibatkan anggota Babinsa untuk melaksanakan program khusus bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan, sehingga pihaknya berkewajiban mengawal, membina dan memberikan solusi terbaik terhadap Ketahanan Pangan khususnya di bidang Pertanian.


Dandim juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih diantaranya kepada Babinsa Dauhwaru Sertu I Ketut Arta serta Babinsa Loloan Timur Serma M. Saifudin dari Koramil 1617-01/Negara, juga Babinsa lainnya maupun segenap pihak yang hari ini telah bergabung dengan masyarakat petani melaksanakan tanam atau panen padi di  kawasan subak yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana.

Berikut terkait sistem irigasi (subak), Dandim menyarankan kepada PPL Subak Mertasari hendaknya melaksanakan koordinasi dengan PU Pusat agar nantinya medapatkan proyek perehaban terhadap irigasi subak tersebut.


Seusai meninjau sawah dan irigasi di kawasan subak Jelingjing, Dandim beserta Jajarannya melanjutkan kegiatannya meninjau pelaksanaan panen padi di kawasan subak sawah Tibu Beleng, di Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana seluas kira-ira 175 hektar.

Di wilayah itu, Dandim juga berkesempatan mengunjungi kegiatan Kelompok UPO (Usaha Pupuk Organik) Sari Makmur. Di sana, Dandim diterima Ketua Kelompok UPO Sari Makmur I Nyoman Wiasa dan Wakil Klihan Subak Tibu Beleng I Ketut Bajra didampingi Danramil 1617-02/Mendoyo Lettu Inf. Zainul Ekhsan dan Babinsa Penyaringan Serda I Kmg Alit serta anggota Kelompok UPO berjumlah sekira 8 orang.


Menjelang siang hari, Dandim melanjutkan kegiatannya untuk meninjau pelaksanaan tanam padi maupun panenan yang dilakukan masyarakat petani bersama Babinsa setempat dan sistem irigasi atau pengairan lainnya di beberapa kawasan subak sawah yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana. (JMS)

Jumat, 21 Oktober 2016

KMP Munic VII Kandas Dihempas Angin Kencang


Gilimanuk (Wisma Berita)

Angin kencang kembali terjadi di perairan Selat Bali, Jumat (21/10) sore hingga membuat arus penyebrangan di pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali -Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur ditutup sementara. 

Atas angin kencang yang terjadi sekitar pukul 16.20 Wita, KMP Munic VII yang sedang sandar di dermaga Landing Craft Macine (LCM) di Pelabuhan Gilimanuk menjadi kandas. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, KMP Munic VII yang memuat beberapa kendaraan ini kandas karena terdorong angin kencang ke arah Selatan dengan posisi melintang, sementara air laut saat itu sedang surut. 

Dari kejadian itu, sejumlah kapal terpaksa lego jangkar di sebelah utara dermaga LCM atau di barat Pura Segara. Bukan hanya itu, KMP lain juga tidak bisa sandar karena sebagian badan KMP Munic VII menutupi dermaga MB III. 

Hingga penyebrangan dibuka jembali sekitar pukul 16.40 Wita posisi KMP Munic VII masih tetap melintang di dermaga LCM. Kejadian itu berdampak twrjadinya penumpukan kendaraan terutama truk diareal Pelabuhan Gilimanuk. 

Supervisi ASDP Unit Pelabuhan Gilimanuk, Suyitno menjelaskan bahwa angin dari Utara sangat kencang hingga mendorong KMP Munic VII ke Selatan. "Sekira pukul 19.50 Wita KMP Munic VII akhirnya berhasil ditarik dengan mengunakan tag boat Tanjung Wangi, selanjutnya melanjutkan pelayaran ke Ketapang, Banyuwangi da sekarang penyeberangan sudah normal kembali” ujarnya. (JMS)

Dinobatkan Jadi Toga, Anggota TNI Ini Cerahkan Berjuta Umat


Jembrana (Wisma Berita)

Jro Mangku Suar, demikianlah kini panggilan akrab dari Serma I Putu Suardana, seorang anggota TNI yang aktif sejak tahun 1997 dan hingga kini masih berdinas di Kodim 1617/Jembrana, setelah dirinya dinobatkan oleh umat menjadi salah seorang Pemangku (pemimpin persembahyangan umat Hindu) di Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi yang terletak di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.

Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi, merupakan salah satu pura yang menjadi tempat bersembahyang bukan saja umat Hindu di Bali melainkan seluruh umat Hindu yang ada, sehingga di luar kedinasannya Jro Mangku Suardana harus senantiasa memimpin, sekaligus mendoakan juga memberikan pencerahan sepiritual dari jutaan umat Hindu yang telah dan akan bersembahyang di pura tersebut.

Jro Mangku Suar lahir di Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada tanggal 19 Arpil 1975 dari pasangan orang tua bernama Jro Mangku Waniya dan (Alm) Jro Mangku Sutiari, memang sejak masa mudanya terlihat telah senang dengan kehidupan sepiritual, hingga telah beberapa kali rampung dalam penyusunan buku-buku keagamaan (khusus Hindu) seperti Buku Puja Pengastawa (Piodalan & Kramaning Sembah) juga menulis Buku Tatwa Liak yang memuat kontroversi pelurusan sejarah tentang ajaran Liak di Bali yang sejatinya adalah ajaran tingkat sempurna yakni warisan adiluhung dari leluhur Hindu di Bali bahkan ajaran ini adalah sebagai salah satu tuntunan dalam mencapai tingkatan Moksa yang merupakan tujuan akhir dari agama Hindu, akan tetapi selama ini selalu dikambinghitamkan (dipropaganda) hanya pada ranah kejahatan.

Berikut, karena keterbatasan dana maka Jro Mangku Suar berharap nantinya ada investor yang dapat mempublikasikan buku-buku karyanya demi kepentingan umat. "Saya berharap, salah satunya melalui penulisan buku Tatwa Liak ini masyarakat kemudian dapat lebih mengenal apa dan bagaimana sesungguhnya ajaran Liak (Pangeliakan) disini, sehingga dapat memberikan wawasan maupun pengetahuan lebih mendalam serta bermanfaat bagi semua pihak dan buku Tatwa Liak nantinya juga dapat dijadikan Buku Wajib dan salah satu acuan dalam menetukan sendi-sendi budaya Bali", ujarnya.

Sementara itu, Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Hendra Ferdinandus mengapresiasi bahkan setiap anggotanya yang ingin berbuat dan berkarya baik demi umat, bangsa dan negara seperti dinobatkannya Jro Mangku Suar menjadi salah seorang Tokoh Agama (Toga), karena apa yang dilakukannya adalah di sela-sela kedinasannya dan demi kepentingan umat serta hal ini juga merupakan salah satu bentuk kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat, hingga semboyan "Bersama Rakyat TNI Kuat" memang demikian adanya karena TNI benar-benar telah manunggal dan semakin dicintai rakyat. (JMS)

Kamis, 20 Oktober 2016

Hindarkan Kecelakaan, Babinsa Pasang Tanda Pada Jembatan Berlubang


Medewi (Wisma Berita)

Sejumlah titik pada ruas jalan nasional Denpasar-Gilimanuk wilayah Kabupaten Jembrana kembali mengalami beberapa kerusakan yang cukup parah, dimana kondisi ini terlihat dari banyaknya jalan berlubang dan bergelembung, terutama hampir pada seluruh jembatan yang ada.

Kerusakan ini disinyalir telah terjadi sejak sebulan belakangan ini, dimana pada beberapa bagian telah dilakukan perbaikan dengan cara tambal sulam aspal, namun ada kerusakan di beberapa bagian ruas jalan yang menjadi bertambah parah lantaran tidak kunjung mendapat penangan dari istansi terkait seperti yang terjadi di Jembatan Bilukpoh yang menghubungkan antara Kelurahan Tegal Cangkring dengan Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kupaten Jembrana juga jembatan Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana bahkan lubangnya saat ini telah mencapai kedalaman dan hampir 1 meter.

Tidak ada pemasangan tanda pada lubang-lubang jalan itu sehingga disinyalit sangat membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor terlebih jika kaitkan dengan faktor cuaca yang saat ini sering turun hujan, membuat lubang-lubang tersebut tergenang air sehingga tidak kelihatan. Apalagi waktu malam hari, dipastikan pengendara tidak bisa melihat lubang-lubang tersebut juga akibat minimnya lampu penerangan jalan di sekitarnya.

Kondisi ini menggungah kepedulian seorang Babinsa Koramil 1617-04/Pekutatan, Sertu I Putu Ariasa Kamis (20/10) untuk memberikan tanda pada lubang jalan yang terjadi di jembatan Medewi. “Sudah sering ada pengendara sepeda motor yang jatuh lantaran terperosok dalam lubang ini dan kebanyakan saat malam hari bahkan truk bermuatan berat juga sering pernya patah, saya berharap dengan pemasangan tanda ini dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan karena lubang yang terjadi saat ini bahkan sudah sampai tembus bawah jembatan," ujarnya.

Di sisi lain, warga meminta pihak pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut sehingga tidak membahayakan pengguna jalan.

Dari hasi konfirmasi, Kadis Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Pemkab Jembrana IGN Bagus Putra Riyadi mengatakan kerusakan jalan tersebut di samping lantaran musim penghujan, juga akibat banyak dilewati oleh truk-truk besar bermuatan berat. Pihaknya menghimbau kepada pengguna jalan agar selalu berhati-hati dan waspada. Hendaknya mengurangi kecepatan kendaraan qnkarena banyak jalan berlubang dan bergelombang. "Karena itu demi keselamatan berlalu lintas, kami harapkan kewaspadaannya dan kami juga menghimbau istansi terkait terutama Balai Jalan Nasional sebagai penanggung jawab agar segera melakukan perbaikan," terangnya. (JMS)

Rabu, 19 Oktober 2016

Kenangan Indah Bersama TMMD Takkan Pernah Terlupakan


Pekutatan (Wisma Berita)

Berakhirnya kegiatan TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digelar oleh Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana ini pada Rabu (19/10), mewajibkan seluruh prajurit TNI harus kembali ke induk kesatuan atau markasnya masing-masing.

Terkait hal itu, berjuta kenangan indah seakan tertinggal dan kesan itu akan senantiasa dikenang oleh warga, lantaran keberadaan Prajurit TNI yang tinggal di lokasi TMMD selama dalam kurun waktu sebulan penuh ini dirasa sungguh sangat bermakna dan bermanfaat bagi warga.


Berbagai pekerjaan fisik yang berhasil dilakukan seperti diantaranya pembangunan jembatan, pembuatan jalan, bedah rumah dan jambanisasi berhasil diselesaikan dan terwujud sesuai target yang dicanangkan berkat gotong royong antara prajurit TNI dan warga dengan tidak mengenal lelah bekerja keras bersama, siang dan malam sekalipun dalam cuaca terik dan hujan.

Demikian halnya dengan kegiatan non fisik yang diantaranya membuat para prajurit TNI selama mengikuti program TMMD harus menginap di rumah-rumah warga, adalah hal yang memungkinkan prajurit TNI untuk aktif berbaur dalam kegiatan bersama masyarakat seperti mengikuti setiap penyuluhan yang melibatkan berbagai instansi terkait diantaranya Polres dan Pemkab Jembrana sebagai Narasumber, olah raga bersama, juga membantu warga yang menggelar upacara adat maupun keagamaan, ronda malam, bahkan pagelaran panggung hiburan hingga ngobrol bersama warga di warung kopi.


Sebagaimana diungkapkan salah seorang warga Desa Gumbrih, I Made Sila Darsana (46) mengaku sangat senang dengan kedatangan bapak-bapak TNI dalam kegiatan TMMD tersebut. "Saya bahkan sempat menangis karena sebelumnya tidak pernah bermimpi bisa tinggal serumah dengan tentara. Saya sama sekali tidak merasa terbebani ataupun kerepotan, justru kami merasa bangga rumah kami bisa terpilih untuk ditimpati prajurit TNI. Hari inipun kami kembali menangis seakan merasa kehilangan, mengingat para prajurit harus kembali ke masrkasnya seiring berakhirnya kegiatan TMMD ini karena kami telah menganggap mereka seperti keluarga sendiri," ucapnya sambil menitikkan air mata bersama harapan para prajurit itu sesekali waktu berkenan mampir lagi ke rumahnya.


Kesan positif juga dirasakan warga lainnya, I Wayan Sudarmawan (49) yang merupakan warga kurang mampu asal Desa Gumbrih yang menerima bantuan berupa perbaikan (bedah) rumah. "TNI itu bagaikan dewa penolong, kami warga miskin dengan pekerjaan serabutan dan penghasilan tidak menentu, tidak pernah terpikir jika kami bisa memperbaiki rumah kami yang pasti bocor setiap saat turun hujan bahkan kondisinya sudah mau roboh", ujarnya terbata-bata mewakili keluarganya karena terharu. "Terima kasih bapak-bapak TNI yang sudah membangun rumah kami dan kami tidak bisa membalas semua kebaikan ini, tetapi kami yakin Tuhan pasti akan membalasnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Gumbrih yang telah berjuang hingga rumah kami bisa menjadi sasaran TMMD", imbuhnya.


Begitulah sebagian kecil potret dari TMMD yang digelar di bawah pimpinan Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus selaku Dansatgas TMMD Kodim 1617/Jembrana dan masih banyak lagi kenangan serta kesan indah yang ditinggalkan TNI dalam program TMMD ke-97 tahun 2016 di Kabupaten Jembrana ini.

Warga berharap, program ini dapat kembali hadir di tahun-tahun mendatang, sehingga semboyan "Bersama Rakyat TNI Kuat" memang demikian adanya karena TNI benar-benar telah manunggal dan semakin dicintai rakyat. (JMS)

Kasdam Resmi Tutup TMMD Dengan Hasil 100%


Pekutatan (Wisma Berita)

Kegiatan TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digelar oleh Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana, hari ini Rabu (19/10) secara resmi ditutup melalui Upacara Penutupan yang dilaksanakan di lapangan umum desa setempat, ditandai dengan pelepasan tanda peserta TMMD serta penyerahan bingkisan maupun Doorprice kepada para perwakilan oleh Kasdam IX/Udayana, Brigjen TNI Stefhanus Tri Mulyono selaku Inspektur Upacara.

Pelaksanaan upacara penutupan TMMD tersebut tampak dihadiri oleh Bupati Jembrana I Putu Artha beserta para SKPD, Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo beserta Jajaran, para Asisten Kasdam IX/Udayana, para Kabalak Kodam IX/Udayana, Kasi Ter Korem 163/WSA Mayor Inf I Gusti Bagus Wisastra, Unsur Muspika Pekutatan, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Jembrana, para Palajar, Veteran, para Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat, serta para Tokoh Pemuda se-Kabupaten Jembrana.

Dalam sambutan yang dibacakan Kasdam IX/Udayana dikatakan bahwa lebih kurang satu bulan para prajurit, pemerintah daerah dan segenap komponen masyarakat telah bekerjasama menyelesaikan program TMMD ke-97 dimana kebersamaan yang sudah lama kita bangun dan selalu kita jaga ini merupakan sinergitas yang positif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi Bangsa pada masa sekarang ini, salah satu diantaranya ialah dengan membantu Pemda dalam menyiapkan dan memperbaiki infrastruktur serta mengakselerasi program Pemerintah Daerah yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan bersama serta ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak dan elemen masyarakat yang telah membantu secara moril dan materiil, karena berkat kerja keras dan kesungguhan dari semua unsur, kegiatan TMMD ke-97 ini dapat terselenggara dengan aman dan lancar.

Program TNI Manunggal Membangun Desa ini telah dimulai sejak tahun 1980-an dengan sebutan Program ABRI Masuk Desa (AMD). Setelah melalui berbagai evaluasi dan penyempurnaan, program TMMD yang telah berlangsung selama lebih kurang 35 tahun ini, semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Program TMMD masih sangat dibutuhkan, dimana sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah pedesaan, sehingga keterlibatan TNI dalam membangun sarana prasarana dan infrastruktur wilayah masih sangat relevan dan sesuai dengan koridor Undang-Undang. TMMD ke-97 tahun 2016 ini, telah menyelesaikan sebanyak 165 sasaran fisik berupa pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang tersebar di berbagai wilayah Kodam di seluruh Indonesia, diantaranya ialah pembangunan sarana berupa pembangunan jalan baru, pembuatan jalan makadam, rabat jalan, peningkatan jalan, betonisasi jalan, semenisasi serta penimbunan, pelebaran dan pengerasan jalan.

Selain itu, TMMD tahun ini juga melaksanakan pembangunan infrastruktur lainnya yaitu pembuatan dan rehab jembatan, pembuatan tanggul dan gorong-gorong, pembangunan halte, pembuatan pos kamling, pembuatan sarana olah raga, serta renovasi dan pembangunan rumah ibadah serta sekolah. Termasuk juga pembangunan sarana sanitasi dan pusat-pusat kegiatan masyarakat. Disamping sasaran fisik telah menyelesaikan sasaran non-fisik berupa penyuluhan kepada masyarakat tentang Bela Negara dan Ketahanan Nasional. Pembangunan Non-fisik ini sangat dibutuhkan dalam rangka memelihara dan memperkokoh jiwa dan semangat Nasionalisme masyarakat dalam menangkal berbagai ancaman disintegrasi Bangsa yang dilancarkan melalui Proxy War, berupa maraknya peredaran dan penyalahgunaan Narkoba, masih eksisnya bahaya terorisme, meningkatnya aksi kriminalitas secara kualitas dan kuantitas, serta isu bangkitnya kembali komunisme. Oleh karenanya TMMD ini adalah salah satu upaya TNI AD dalam memperkuat dan memberdayakan ketahanan masyarakat sebagai potensi kekuatan wilayah.

Apabila dalam pelaksanaan TMMD ke-97 ini, terdapat tutur kata dan tingkah laku para prajurit, yang tidak berkenan di hati masyarakat, baik disengaja maupun tidak, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.


Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang digelar ini juga merupakan salah satu solusi bagi Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan percepatan pembangunan di daerah, utamanya daerah-daerah yang sampai saat ini masih dikatagorikan sebagai daerah tertinggal, terisolir, terpencil, perbatasan dan kumuh perkotaan.

"TMMD ini operasi Bhakti Sosial Kemasyarakatan yang sangat efektif dan efisien, karena operasi ini dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat di lokasi TMMD dan hasilnya juga adalah dimanfaatkan oleh masyarakat," ujarnya.

Kasdam mengharapkan, sinergisitas antara TNI, Polri dan Pemkab Jembrana dengan masyarakat yang telah terbentuk melalui kegiatan TMMD ini bisa terus ditingkatkan.

"Sekali lagi, kami sangat berterima kasih kepada TNI dan masyarakat dimana sudah menyatu membangun daerah, kinerja gotong royong yang kuat adalah merupakan modal membangun masa depan dan kegiatan TMMD telah dilaksanakan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab serta permohonan maaf jika terjadi kesalahan selama pelaksanaan TMMD," ujar Kasdam.

Dalam amanat juga dipesankan, agar hasil program TMMD ini dipelihara dengan sebaik-baiknya sehingga masa pakai bisa bertahan lama dan kepada para pelaksana agar melakukan evaluasi demi penyempurnaan penyelenggaraan TMMD kedepannya.

Sementara itu, Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Hendra Ferdinandus selaku Dansatgas TMMD Kodim 1617/Jembrana dalam laporannya mengatakan, TMMD ke- 97 tahun 2016 ini meliputi berbagai sasaran baik fisik maupun non fisik. "Adapun pembangunan fisik utama yaitu pembuatan jembatan sepanjang 20 meter dengan lebar 3,5 meter dan tinggi 5 meter yang berfungsi untuk menghubungkan antara dusun Serong, Desa Gumbrih, Kamatan Pekutatan dengan Dusun Dauh Pangkung, Desa Pengeragoan Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana" ujarnya.

Selain pembangunan jembatan sebagai sasaran kegiatan fisik utama, juga dilaksanakan pembangunan sebagai sasaran fisik tambahan dalam TMMD ini, diantaranya berupa pembuatan badan jalan sepanjang 200 meter dengan lebar 5 meter, bedah rumah kepada warga kurang mampu sebanyak 2 unit dan jambanisasi sebanyak 10 unit. Sedangkan untuk sasaran TMMD non fisik dilakukan dengan metode penyuluhan dalam berbagai materi dengan melibatkan berbagai unsur dan lembaga, seperti bidang Hukum dan Narkoba diisi oleh Polres Jembrana, bidang Pertanian, Kesehatan Wasbang dan Cinta Tanah Air serta penyuluhan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terkait dengan Hak serta Kewajiban WNI dan Administrasi Kependudukan, telah rampung dilaksanakan dengan hasil 100% secara kwalitas dan kwantitas sesuai target yang dicanangkan yakni dikerjakan sejak tanggal 20 September sampai dengan tanggal 19 Oktober 2016 dengan total dana berupa hibah Pemkab Jembrana yang bersumber dari APBD Jembrana sebesar Rp 1 milyar dan dukungan peralatan dari TNI senilai Rp 239.000.000,-" tutup Dandim 1617/Jembrana.

Usai pelaksanaan upacara penutupan, dilanjutkan dengan acara ramah-tamah setelah itu dilakukan pengecekan secara langsung terhadap hasil kerja TMMD tersebut.

Di sela-sela kegiatan, Kepala Desa Gumbrih, I Ketut Nurjana mengatakan setelah ditutupnya pelaksanaan TMMD ini berharap hubungan antara warganya dengan TNI pada umumnya senantiasa dapat terpelihara dengan baik dan akan terus berlanjut. "Kami merasa terharu dan satu kehormatan memperoleh program TMMD ini sehingga kami dapat menikmati pembangunan jalan, jembatan dan banyak lagi sasaran tambahan lainnya serta berbagai penyuluhan, olah raga bahkan sampai panggung hiburan," jelasnya.

Berikut, seorang warga Dusun Serong, I Wayan Sudarmawan (46) mengaku sangat senang adanya TMMD tersebut. "Saya senang sekali bisa bergabung dengan TNI dan telah berhasil dalam membuat jembatan ini yang peruntukannya adalah kepada masyarakat. Di samping itu, warga yang dalam keseharian adalah mayoritas berprofesi sebagai tukang bangunan merasa dapat banyak belajar dari TMMD ini khususnya tentang cara pembuatan kontruksi bagunan", jelasnya.

Sedangkan warga lainnya dari Desa Pengeragoan I Made Sandi (44) menjelaskan, dulu warga yang mau bekerja ke sawah atau ladang termasuk anak-anak ketika hendak berangkat dan pulang sekolah harus menyebrang dengan cara menyusuri sungai yang saat ini menjadi sasaran TMMD karena sebelumnya memang tidak ada jembatan. "Kasihan anak-anak harus batal ke sekolah untuk belajar jika terjadi banjir di sungai, disini saya merasa sangat senang karena dengan rampungnya kegiatan TMMD ini, berarti TNI diantaranya sudah berperan dalam menyelamatkan generasi bangsa, hingga kami juga akan senantiasa berdoa demi kejayaan TNI agar kedepan selalu dapat berkarya demi umat, bangsa dan negara," ungkapnya dengan nada terharu.

Sementara itu, PJS Kepala Desa Pengeragoan I Nyoman Dastra Nurjana mengatakan bahwa kehadiran TNI bersama instansi lainnya dalam kegiatan TMMD tersebut telah mampu membuka kesadaran warganya dalam membangun desa. "Dulunya, warga kami sangat sungkan untuk berkomuninasi dengan TNI, namun berkat TMMD yang mengharuskan para prajurit berbaur tinggal di rumah-rumah warga selama pelaksanaannya ini diakui telah mampu menumbuhkan keakraban antara TNI dengan seluruh elemen masyarakat sehingga kian terjalin hubungan silaturahmi dan persaudaraan serta tumbuhnya rasa persatuan yang semakin kuat demi mewujudkan kemanunggalan TNI dengan Rakyat. Disamping itu, banyaknya tamu yang datangnya dari berbagai SKPD untuk meninjau selama pelaksanaan TMMD, ditambah kehadiran para awak media yang sering meliput kegiatan, juga diakuinya secara tidak langsung telah mempromosikan potensi-potensi desa yang selama ini terpendam akibat terbatasnya komunikasi dan informasi. Terima kasih TNI, teruslah berkarya untuk kesejahteraan rakyat dan berjuang demi kejayaan bangsa dan negara," jelasnya.


Acara penutupan TMMD diakhiri dengan penandatangan prasasti dan pemotongan pita peresmian oleh Bupati Jembrana, I Putu Artha. (JMS)

Senin, 17 Oktober 2016

Kodim Optimis, TMMD Ditutup Sesuai Target


Pekutatan (Wisma Berita)

Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana selaku pelaksana kegiatan TMMD ke-97 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Senin (17/10) dengan optimal mulai melaksanakan berbagai persiapan dalam rangka penutupan pelaksanaan kegiatan TMMD tersebut, yang rencananya akan digelar dua hari lagi melalui pelaksanaan upacara yang akan disentralkan di lapangan umum desa setempat.

Setelah sebelumnya melaksanakan rapat persiapan dengan pihak-pihak intansi terkait diantaranya Pemkab Jembrana, berikut hari ini mulai melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya dari pelaksanaan pembersihan hingga penyiapan keperluan nantinya saat pelaksanaan upacara penutupan.

Dalam kesempatan itu, tak ketinggalan Kepala Desa Gumbrih, I Ketut Nurjana beserta puluhan warganya juga terlihat bergabung melaksakanan korve pembersihan serta penyiapan segala keperluan dalam finishing target TMMD tersebut bersama dengan para prajurit TNI.


"Kami optimis, pelaksanaan TMMD memenuhi pencapaian hasil 100% sesuai target yang dicanangkan saat penutupan yang akan dilaksanakan dua hari lagi, baik dalam sasaran fisik utama yakni pembangunan jembatan sepanjang 20 meter dengan tinggi 3,5 meter dan lebar 5 meter termasuk sasaran fisik tambahan diantaranya pembuatan badan jalan sepanjang 200 meter dengan lebar 5 meter, juga pembangunan bedah rumah terhadap keluarga kurang mampu sebanyak dua unit maupun jambanisasi sebanyak 10 unit serta sasaran non fisik yang diisi dengan berbagai penyuluhan, olah raga bersama dan pementasan panggung hiburan bersama masyarakat," jelas Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus selaku Dansatgas TMMD Kodim 1617/Jembrana. (JMS)

Kamis, 13 Oktober 2016

Puluhan Warga Banjiri Balai Banjar Saat TMMD Gelar Pengobatan Masal Gratis


Pekutatan (Wisma Berita)

Balai Banjar Pasar, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Kamis (13/10/16) siang dibanjiri puluhan warga. Pasalnya, selain membangun jembatan sepanjang 200 meter sebagai sasaran fisik utama dan sasaran fisik tambahan lainnya seperti pembuatan badan jalan dan bedah rumah serta jambanisasi, dalam menyukseskan TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana juga menggandeng Tim Medis Independen Komunitas Instan Hiling dari Jakarta untuk menggelar pengobatan masal secara gratis sebagai sasaran non fisik terhadap warga Kabupaten Jembrana pada umumnya.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Tim Medis diantaranya Ibu Nana Atmika beserta dua orang rekannya yakni Master Dani dan Master Noval, terhadap warga yang datang berobat rata-rata mendiagnosa jenis penyakit yang kerap dialami hampir setiap orang diantaranya tekanan darah tinggi, migren dan asam urat. "Dihadapkan pada masa pergantian musim saat ini, banyak juga warga yang berobat karena mederita batuk, sakit mata, pilek, demam serta alergi," jelas Ibu Nana Atmika selaku Ketua Tim Medis.

Dalam kesempatan itu, berbagai obat-obatan secara gratis diberikan kepada pasien. Jika dilihat dari skala prioritas, pengobatan tersebut lebih fokus pada penyakit sedang dan ringan, tetapi dari sisi kwalitas dan kwantitas obat-obatan medis yang diberikan tidak kalah dengan obat-obatan yang ada di apotik.

"Terus terang kami merasa bersyukur dan sangat berterima kasih atas terselenggaranya pengobatan ini," ucap Ni Nyoman Suci (45) salah seorang warga setempat di sela-sela puluhan antrian warga yang datang berobat.

Hal senada juga disampaikan warga lainnya, "kami sangat menyambut baik kegiatan TMMD Ke-97 di Desa Gumbrih ini, lantaran banyak sekali warga luar Desa Gumbrih juga bisa mendapatkan pengobatan gratis dari TNI,” ungkap I Made Sulistyawan (36) yakni salah seorang warga dari Desa Yehsumbul, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang juga datang berobat disana.

Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus selaku Dantgas TMMD menjelaskan, pengobatan gratis ini adalah salah satu program dalam TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-97 tahun ini, pada intinya bertujuan untuk membantu Pemkab Jembrana dalam hal mensejahterahkan masyarakat melalui pembangunan fisik dan non fisik serta memantapkan kemanunggalan antara TNI dengan rakyat dalam rangka menyiapkan alat juang serta kondisi juang yang tangguh. (JMS)

Selasa, 11 Oktober 2016

Pangdam Didampingi Danrem Tinjau Pelaksanaan Kegiatan TMMD


Pekutatan (Wisma Berita)

Setelah sehari kemarin ditinjau oleh Tim Pengawas dan Evaluasi (Wasev) Penanggung Jawab Operasi (PJO) TMMD ke-97 yang dipimpin Ketua Tim Brigjen TNI I Wayan Munanta, TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Seorng, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digelar oleh Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana, Selasa (11/10/16) kini ditinjau Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Kustanto Widiyatmoko beserta rombongan.

Seusai mendapatkan paparan guna memberikan gambaran tentang pelaksanaan TMMD tersebut dari Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus selaku Dansatgas TMMD, selanjutnya Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kustanto Widiyatmoko didampingi Danrem 163/WSA Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa langsung meninjau pelaksanaan kegiatan sasaran fisik pokok TMMD itu yakni pembangunan jembatan sepanjang 20 meter dengan lebar 3,5 meter dan tinggi 5 meter tersebut.

Dalam kesempatan itu, Pandam menekankan agar kegiatan dilakukan dengan lebih serius dan senantiasa memperhatikan kegiatan terutama yang berkaitan dengan masyarakat. Lebih lanjut, Pangdam memberikan banyak masukan kepada pelaksana TMMD diantaranya pengerjaan akses jalan menuju jembatan dikaitkan dengan kondisi sungai, misalnya yang tepat berada pada posisi tikungan di pingiran sungai tersebut diperkuat dengan batu armor (bronjong). "Pengerahan tenaga juga agar diperhatikan dengan kebutuhan masyarakat sehingga waktunya tidak berbenturan dengan aktifitas keseharian dari masyarakat dan hal yang terpenting adalah jadikan TMMD ini sebagai kegiatan yang dapat mendorong tumbuhnya inovasi dan kreatifitas serta semangat masyarakat desa karena pada hakekatnya pembangunan ini adalah untuk kepentingan masyarakat," jelas Pangdam.


Pangdam juga memberikan memotivasi kepada seluruh perangkat yang terlibat pada TMMD. Pangdam berharap kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan seluruh sasaran TMMD baik fisik maupun non fisik dapat  tercapai 100 % sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dalam percepatan pembangunan daerah tersebut serta meningkatkan kemanunggalan TNI dengan Rakyat.

Sementara itu, Danrem 163/WSA Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa tidak lupa mengingatkan kepada seluruh prajurit dan masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan TMMD agat senantiasa memperhatikan faktor keamanan baik personel maupun materiil dalam setiap kegiatan sehingga sasaran betul-betul dapat tercapai sesuai dengan rencana terlebih saat-saat sekarang di musim penghujan karena tidak menutup kemugkinan bisa saja terjadi banjir di sungai yang menjadi lokasi TMMD.


Setelah meninjau pembangunan jembatan, Pangdam beserta rombongan juga meninjau sasaran fisik tambahan dari TMMD yakni bedah rumah dan jambanisasi.

I Wayan Suartana (48) salah seorang warga kurang mampu di Dusun Rukun, Desa Gumbrih yang mendapatkan bedah rumah dengan rasa haru dan bangga menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada bapak TNI yang bersedia membangun rumah yang sudah tidak layak huni. "Saya tidak bisa membalas kebaikan dari bapak-bapak tentara, tetapi saya yakin Tuhan pasti akan membalas semua kebaikan bapak", ungkapnya di hadapan Pangdam.


Hal senada disampikan I Ketut Nurjana, Kepala Desa Gumbrih mewakili seluruh warganya juga mengaku terharu dan merasa mendapatkan satu kehormatan memperoleh program TMMD, hingga masyarakat dapat menikmati pembangunan jalan, jembatan dan banyak lagi sasaran tambahan lainnya serta berbagai penyuluhan, olah raga bersama bahkan sampai panggung hiburan. "Kami berharap hubungan antara warganya dengan TNI pada umumnya senantiasa dapat terpelihara dengan baik dan akan terus berlanjut," jelas Kepala Desa.

Diakhir kunjungannya Pangdam tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh prajurit dan masyarakat yang sedang melaksanakan tugas TMMD tersebut dengan baik, juga kepada Pemkab Jembrana. (JMS)

Senin, 10 Oktober 2016

Tim Wasev Tinjau Pelaksanaan TMMD


Pekutatan (Wisma Berita)

Tim Pengawas dan Evaluasi (Wasev) Penanggung Jawab Operasi (PJO) TMMD ke-97 dipimpin Ketua Tim Brigjen TNI I Wayan Munanta beserta anggota Tim Kolonel Inf I Komang Karmasunu didampingi Danrem 163/WSA Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa, Senin (10/10/16) tinjau pelaksanaan TMMD ke-97 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digelar oleh Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana.

Kedatangan Tim Wasev tersebut disambut Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus selaku Dansatgas TMMD, didampingi Bupati Jembrana yang diwakili oleh Staf Ahli Pemkab Jembrana I Made Widana, Kasiter Korem 163/WSA Mayor Inf IBG Wisastra beserta Staf, Ketua DPRD Jembrana yang diwakili I Nyoman Sudiasa dari fraksi PDIP, Kasdim 1617/Jembrana Mayor Inf Nanang Sulistiyo selaku Wadansatgas TMMD, Pasi Bhakti Korem 163/WSA Mayor Inf Hadi, Pasiter Kodim 1617/Jembrana Kapten Inf Yudana, Pasilog Kodim 1617/Jembrana Kapten Chb Karyanto, Kadis PU Jembrana yang diwakili Kabid Bina Marga PU Erdiyanto, Camat Pekutatan I Ketut Eko Susila, Sekcam Pekutatan Toto Subiantoro dan Kepala Desa Gumbrih I Ketut Nurjana serta Tokoh Masyarakat berjumlah keseluruhan sebanyak 20 orang.

Sebelum meninjau lokasi TMMD, Tim Wasev mendapatkan paparan dari Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra selaku Dansatgas TMMD untuk memberikan gambaran tentang TMMD ke -97 tersebut.

Dalam paparannya, Dandim menjelaskan bahwa TMMD merupakan kegiatan terpadu untuk membentuk kesejahteraan masyarakat dalam rangka kemanunggalan bersama rakyat, pemilihan lokasi TMMD didasarkan dari musyawarah terpadu dengan landasan kepentingan masyarakat, pelaksanaan kegiatan TMMD melibatkan Pemda, TNI-Polri dan masyarakat.

Adapun dasar pelaksanaan TMMD ini adalah sesuai ST Pangdam IX/Udayana, Nomor : ST/1550/IX/2015 tanggal 7 November 2015 dan ST Danrem 163/WSA Nomor ST/558/2015 tanggal 7 Nopember 2015 tentang Pelaksanaan TMMD.

Menurut Dandim, tujuan dari kegiatan TMMD ini dimana sasaran secara fisik adalah untuk menyamakan visi dan misi antara TNI dengan aparat pemerintah dan masyarakat demi mewujudkan daerah juang yang tangguh, menciptakan suasana kondusif, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara khususnya di Desa Gumbrih, kegiatan ini juga merupakan pengamalan dari Pancasila dan UUD 1945 serta senantiasa dapat menjaga kerukunan antar umat di daerah. Sedangkan secara non fisik adalah menumbuhkan peran pemuda dlm menghadapi ancaman Proxy War, kesadaran bela negara serta meningkatkan wawasan kebangsaan, selain itu juga menimbulkan rasa gotong royong, kekeluargaan dan rasa kebersamaan dalam membangun daerahnya.

Lebih jauh Dandim menjelaskan, Kodim 1617/Jembrana merupakan satu-satunya Satgas yang mendapat sasaran fisik TMMD terpanjang yakni membuat jembatan sepanjang 20 meter dengan anggaran sebanyak 1 Miliyar dimana dana tersebut merupakan hibah dari Pemkab Jembrana yang bersumber dari APBD Jembrana, sedangkan di tempat lain sasaran maksimal TMMD rata-rata sepanjang 18 meter.

Dengan anggaran itu selain pembangunan jembatan, Satgas juga melakukan kegiatan fisik lainnya berupa pembuatan badan jalan, bedah rumah dan jambanisasi. "Untuk badan jalan dikerjakan sepanjang 200 meter dengan lebar 6 meter, sedangkan untuk bedah rumah sebanyak 2 unit, sementara jambanisasi sebanyak 10 unit," papar Dandim.


Sementara itu, Ketua Tim Wasev Brigjen TNI, I Wayan Munanta mengatakan bahwa kedatangan mereka adalah mewakili KASAD selaku penanggung jawab Operasional Pelaksanaan TMMD ke-97 dan dapat meninjau secara langsung kegiatan TMMD yang saat ini sedang berjalan sekaligus mengukur kinerja Satgas mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

"Kegiatan TMMD ini tujuannya adalah membantu kesulitan rakyat dan juga sebagai sarana utk mempererat hubungan antara TNI dg rakyat. Untuk itu, kita harus menyadari bahwa hubungan TNI dengan rakyat tidak bisa dipisahkan karena sejarah sudah membuktikan TNI lahir dari rakyat dan berjuang bersama rakyat dalam berjuang merebut kemerdekaan serta sampai kapanpun roh TNI adalah rakyat, tanpa rakyat TNI bukanlah apa-apa," jelasnya.

Seusai menerima paparan dari Dandim, Tim Wasev beserta rombongan secara maraton meninjau Bedah Rumah diantaranya milik I Wayan Suartana di Banjar Sengguhan, Dusun Rukun, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana dan Jambanisasi milik I Made Sukadana, yang juga adalah warga desa setempat, dilanjutkan meninjau lokasi Bedah Rumah milik I Wayan Sudarmawan di Banjar Sari Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana.

Setelah meninjau sasaran fisik tambahan dari TMMD tersebut, Tim Wasev menuju lokasi pembangunan Jembatan di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang merupakan sasaran fisik utama dari TMMD.

Sebelum mengakhiri kunjungannya, Ketua Tim Wasev Brigjen TNI I Wayan Munanta, tak lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Daerah dan peran aktif masyarakat. "Selain tu saya berpesan kepada anggota TNI agar selalu memupuk rasa persaudaraan dan semangat gotong royong serta tingkatkan rasa kepedulian. Kegiatan TMMD haruslah tepat waktu, secara fisik sararan TMMD ini adalah harus dapat mendorong perekonomian, sedangkan sasaran non fisik adalah dapat mendorong kehidupan masyarakat lebih baik serta lebih cinta tanah air dan nasionalisme. Senantiasa pelihara kemanunggalan TNI dengan rakyat agar tetap solid guna dapat mencapai tujuan dari TMMD serta dalam segala hal kegiatan haruslah tetap tertib administrasi," imbuhnya. (JMS)

Minggu, 09 Oktober 2016

Penunggun Karang Sebagai Pelindung Penghuni Rumah

Oleh :
JRO MANGKU SUARDANA
Pasraman Sesepuh

Om Swastyastu,

         Umat Hindu di Bali meyakini bahwa setiap bangunan suci atau pelinggih yang ditempatkan di pekarangan rumah atau tempat suci keluarga pasti diperuntukkan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Bangunan-bangunan suci dimaksud bukan saja difungsikan, tetapi juga diyakini sebagai sthana Dewa-Dewi atau linggih Ida Bhatara dan roh suci leluhur serta makhluk niskala (gaib) lainnya. Atas dasar keyakinan, tidak perlu kita telisik dari mana munculnya keyakinan tersebut, yang jelas diyakini bahwa adanya bangunan-bangunan suci itu adalah tempat bagi manusia menjalin hubungan dengan yang niskala (alam gaib). Terlebih bangunan suci pelinggih Tugu Karang yang sering disebut dengan Pengijeng Karang atau Penunggun Karang sangat sering dihubungkan dengan hal yang niskala, baik dalam teks mitologi sastra dan sebagainya. Menariknya, pelinggih Tugu Karang ini paling sering dihubungkan dengan hal magis dan terkesan mistis. Walaupun memang demikian adanya, bahwa hal yang mistis, gaib dan magis sangat susah dibawa dalam ranah logika dan emperik, serta selamanya ia akan tetap menjadi misteri. Namun, misteri bukan berarti kita wajib memecahkannya dengan logika, tetapi yang misteri biarlah menjadi misteri bagian dari pengalaman manusia dalam berhubungan dengan dunia niskala. Sebab ada beberapa misteri di alam niskala manusia tidak diperbolehkan memecahkannya, terlebih cerita-cerita niskala yang berkaitan dengan mistik magis, berupaya dilogikakan pasti selamanya tidak akan nyambung. Anehnya, manusia kekinian sering sekali memaksa menarik yang niskala dalam ranah sekala (nyata) yang terbatas. Alhasil banyak manusia yang putus asa akibat kehilangan kepekaan mereka terhadap yang niskala.

Tugu Karang yang dibuat oleh para tetua di Bali, bukanlah hanya sekadar bangunan suci dan sesederhana pemahaman kita manusia modern yang kritis memahaminya. Secara gamblang, Tugu Karang adalah bangunan tenget (angker) yang dibuat dan diletakkan di tempat khusus melalui perhitungan tenget (magis-mistik). Tujuannya, jelas untuk menarik unsur-unsur magis makhluk niskala yang memiliki tingkatan kesaktian (kekuatan niskala) lebih tinggi dari Jin, gamang, dedemit dan yang lainnya (Bahu Reksa). Setelah Tugu Karang selesai ditempatkan pada tempat khusus, seperti depan pintu masuk dan barat laut pekarangan. Selanjutnya melalui banten dan prosesi khusus, seluruh makhluk niskala (gaib) yang ada di wilayah pekarangan itu kemudian diamorkan menjadi satu kesatuan energi yang utuh digelarkan Sedahan Karang dan disthanakan di Tugu Karang. Setelah melewati prosesi tersebut, sah secara niskala makhluk-makhluk yang telah diamorkan tersebut yang sesungguhnya adalah prabawa dari Sang Hyang Panca Maha Butha menjadi Penunggun Karang hingga juga dikenal dengan sebutan Sedahan Karang dengan harapan mampu memberikan perlindungan pada manusia (penghuni rumah) dari gangguan niskala, sebab gangguan niskala, hanya kekuatan niskala yang mampu menetralisirnya.

Dengan demikian, peletakan Tugu Karang dalam setiap pekarangan dimaksudkan agar makhluk tersebut memberikan perlindungan kepada penghuni rumah. Namun, kadangkalanya juga bisa mengganggu penghuni, apabila penghuni rumah mengabaikan kewajibannya untuk memberikan persembahan terlebih jika terjadi salah penempatan. Sebab makhluk niskala juga membutuhkan energi (power) dari beberapa jenis persembahan untuk melindungi penghuni rumah. Makhluk niskala akan menjadi setia jika si penghuni rumah benar dalam penempatannya dan dengan memberikan persembahan secara rutin sebagai ungkapan terimakasih atas kuasa dan kekuatannya telah memberikan perlindungan setiap saat.

Pada umumnya orang akan memperkejakan manusia (makhluk sekala) untuk menjaga rumah, tetapi masyarakat Hindu di Bali juga menempatkan makhluk niskala sebagai penjaga rumah. Percaya atau tidak, makhluk niskala sebagai Penunggun Karang akan memberikan perlindungan maksimal, baik secara sekala dan niskala.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa Tugu Karang itu sesungguhnya merupakan gerbang bagi makhluk niskala yang datang dari dunia niskala ke sekala. Hingga, jika manusia berkehendak memasuki dimensi niskala, harus melewati pintu ini. Bahkan roh manusia ketika terlepas dari raganya terlebih dahulu harus memohon ijin kepada Penunggun karang, agar berkenan membukakan pintu niskala. Hal ini dapat dibuktikan, jika dimana ada kematian datanglah ke Tugu Karangnya dan jika anda peka, maka akan didengar isak tangis roh yang mendayu-dayu dan sedih harus meninggalkan raganya, terutama bagi orang yang mati ulah pati dan salah pati. Ini hanya akan dilihat bagi mereka yang waskita, karena belajar olah bathin atau bisa juga karena melik (istimewa) kelahiran.

Makhluk niskala ini lebih canggih dari CCTV, bahkan mampu merekam kejadian atau kondisi niskala dan sekala dengan baik. Oleh sebab itu, jangan sekali-kali kita mengira gila, jika ada orang atau balian (dukun tradisional di Bali) yang berbicara dengan Penunggun Karang untuk mendiagnosa penyakit penghuni rumah dan yang lainnya.

Tidak hanya itu, ternyata Tugu Karang memiliki peran penting untuk melindungi penghuni rumah, jika ada serangan gaib, baik desti, teluh dan terangjana atau sejenisnya. Bagi penekun desti (ilmu hitam), untuk mengirim teluh dan destinya kepada target terlebih dahulu ia harus memohon kepada Hyang Nini Bhairawi di pemuhun setra (kuburan). Atas perintah Hyang Nini, maka pasti disuruhlah si penekun desti ini meminta ijin kepada Penunggun Karang si target jika mau mengirim teluh dan destinya ke sasaran. Jika Penunggun Karang tidak memberikan ijin dan tak berkenan, maka si penekun desti itupun tidak akan bisa berbuat apa-apa, bahkan Hyang Bhatari juga tak bisa menolongnya. Betapapun kesaktian si penekun desti jika Penunggun Karang tidak mengijinkan, maka teluh dan destinya akan sia-sia, sebab Penunggun Karang akan membentengi melalui kekuatan niskala kepada seluruh penghuni rumah sehingga senjata desti akan dineteralisir.

Pengamatan penulis terhadap perlawanan Penunggun Karang, jika ada orang berniat jahat juga demikian dalam dunia sekala, sebab Penunggun Karang memiliki kekuatan yang luar biasa hebatnya. Percaya atau tidak, kekuatannya mampu membuat orang linglung, bingung dan yang lainnya. Bahkan kekuatannya mampu menghentikan seketika orang berbuat jahat berbalik menjadi baik dan welas asih terhadap penghuni rumah. Menariknya, Penunggun Karang mampu membuat perlindungan dengan tipuan maya. Bisa membuat rumah penghuni seolah-olah nampak menjadi lautan sehingga orang yang berniat jahat lari tunggang-langgang. Bahkan Penunggun Karang, dapat membuat orang yang berniat jahat berjalan sepanjang hari mengitari pekarangan rumah itu tidak menemukan jalan pulang. Anehnya lagi, Penunggun Karang mampu memunahkan dengan seketika perkakas seseorang  yang berniat jahat. Termasuk penekun Pawang Hujan di Bali juga biasanya meminta pertolongan Penunggun Karang jika ingin membuat Hujan dan Terang.

Namun, belakangan kita yang campah (acuh) dengan kekuatan makhluk niskala yang ada di Tugu Karang. Bahkan kebanyakan dari kita mempertanyakan kembali sumber kebenaran dari keyakinan tersebut. Anehnya, banyak dari kita berspekulasi bahwa kepercayaan itu adalah kepercayaan sesat dan bertentangan dengan doktrin Weda. Ada kelompok tertentu, justru sengaja menghancurkan Pelinggih Tugu Karang menggantikannya dengan citra lain yang justru “kurang pas” dengan kepercayaan lokal Bali.

Tugu Karang berasal dari kata “tuhu” yang artinya tahu atau mengetahui dan berpengetahuan. Karang artinya pekarangan atau halaman rumah bisa juga karang diri atau tubuh. Siapa yang memahami dan mengetahui karang dirinya dengan baik, maka ia adalah yang mencapai keseimbangan niskala-sekala. Dalam mistik kadyatmikan dan kawisesan, Tugu Karang adalah bijaksara mantra yang utama. Tugu adalah Tang, Ang dan Ung; diringkas menjadi Karang, yakni Ang dan Ah. Dimana Ang dan Ah adalah dwiaksara simbol kehidupan dan kematian.


Akan tetapi, jika ditelisik lebih jauh, Penunggun Karang sesungguhnya memiliki hubungan dengan Tepuk Kanda (Kanda Pat) yaitu empat saudara (keluarga) spiritual dari setiap orang Bali. Kata "keluarga" yang dimaksud di sini bisa berupa fisik keluarga yang tinggal dalam dinding-dinding rumah atau senyawa untuk Pat Kanda - keluarga mistis yang tinggal di alam mistis.

Dalam lontar Sudamala disebutkan bahwa Sang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa), turun ke semesta dengan dua perwujudan yaitu Sang Hyang Wenang dan Sang Hyang Titah. Setelah itu beliau memiliki fungsi sebagai berikut :

Hyang Titah menguasai alam Mistis termasuk didalamnya alam Dewa dan Bhuta kala, sorga dan neraka bergelar Bethara Siwa yang kemudian menjadi Hyang Guru, sedangkan Hyang Wenang turun ke mercapada, dunia fana ini berwujud semar atau dalam Susastra Bali disebut Malen, yang akan mengemban dan mengasuh isi dunia ini. Aplikasinya, Hyang Titah berstana di “hulu” yaitu komplek Sanggah Pemerajan, sedangkan Hyang Wenang berstana di “Teben” yaitu di komplek Bangunan Perumahan berupa Sedahan Karang. Mengenai bentuk bangunan juga menyerupai penokohan yang berstana didalamnya. Misalnya: stana Hyang Guru selalu diidentikan dengan kemewahan dan diatasnya menggunakan tutup “Gelung Tajuk” atau sejenisnya sebagai perlambang penguasa sorga. Sedangkan Sedahan Karang bentuknya menyerupai bentuk pewayangan “Malen” yaitu sederhana tapi kekar dengan atasan menyerupai hiasan “Kuncung” seperti bentuk ornament kepala dari wayang semar.

Sementara  dalam lontar Kala Tatwa disebutkan bahwa Ida Bathara Kala bermanifestasi dalam bentuk Sedahan Karang / Sawah / Abian dengan tugas sebagai Pecalang, sama seperti manifestasi beliau di Sanggah Pamerajan atau Pura dengan sebutan Pangerurah, Pengapit Lawang atau Patih.

Di alam madyapada, bumi tidak hanya dihuni oleh makhluk-makhluk yang kasat mata saja, tetapi juga oleh makhluk-makhluk yang tidak kasat mata, atau roh. Roh-roh yang gentayangan misalnya roh jasad manusia yang lama tidak di-aben, atau mati tidak wajar misalnya tertimbun belabur agung (abad ke 18) akan mencari tempat tinggal dan saling berebutan. Maka untuk melindungi diri dari gangguan roh-roh gentayangan, manusia membangun Palinggih Sedahan.

Karena fungsinya sebagai Pecalang, sebaiknya berada dekat pintu gerbang rumah atau di pojok Barat Laut pekarangan rumah. Jika tidak memungkinkan boleh didirikan di tempat lain asal memenuhi aspek kesucian.

Pada lontar Kala Tatwa ini juga disinggung mengenai lahirnya Dewa Kala yang merupakan cikal bakal dari Sedahan Karang, dimana Dewa Kala dikatakan lahir saat hari Kajeng Kliwon nemu hari Saniscara (Sabtu) yang di Bali dengan istilah “Tumpek”. Hingga odalan Sedahan Karang disarankan disesuaikan dengan hari kelahiran dari Dewa yang berstana disana yaitu saat “Tumpek”. Untuk itu silahkan dipilih Tumpek yang mau dijadikan odalan Sedahan Karang dari sekian banyak hari raya Tumpek di Bali untuk menghormati keberadaan Dewa Kala.

Berikut, dalam Lontar Asta Kosala Kosali dan Asta Bhumi dimana pekarangan rumah biasanya dibagi menjadi sembilan, yakni dari sisi kiri ke kanan; nista, madya dan utama serta dari sisi atas ke bawah; nista, madya dan utama. Sehingga terdapat 9 bayangan kotak pembagian pekarangan rumah. adapun pembagian posisi tersebut antara lain :

Posisi utamaning utama adalah tempat "Sanggah Pemerajan" posisi madyaning utama adalah tempat "Bale Dangin" posisi nistaning utama adalah tempat "Lumbung atau klumpu" posisi madyaing utama adalah tempat "Bale Daje atau gedong" posisi madyaning madya adalah tempat "halaman rumah" posisi nistaning madya adalah tempat "dapur atau pawon / pasucian" posisi nistaning Utama adalah tempat "Sedahan Karang" posisi nistaning Madya adalah tempat "bale dauh, tempat tidur" posisi nistaning Nista adalah tempat "cucian, kamar mandi dll" biasanya digunakan tempat garase sekaligus "angkul-angkul atau gerbang rumah".

Setelah mengetahui posisi yang tepat sesuai dengan Asta Bhumi di atas untuk posisi sedahan karang, selanjutnya menentukan letak bangunan Sedahan Karang tersebut yaitu dengan mengunakan perhitungan Asta Kosala Kosali, dengan sepat atau hitungan tampak kaki atau jengkal tangan. Perhitungannya dengan konsep Asta Wara (Sri, Indra, Guru, Yama, Rudra, Brahma, kala, Uma). Adapun perhitungannya : untuk pekarangan yang luas (sikut satak), melebihi 4 are atau sudah masuk perhitungan "sikut satak", posisi Sedahan Karang dihitung dari utara menuju Kala (7 tampak) dan dari sisi barat menuju Yama (4 tampak). Adapun alasannya adalah, sesuai dengan fungsi Sedahan Karang yaitu sebagai pelindung dan penegak kebenaran yang merupakan di bawah naungan dewa Yama Dipati (hakim Agung Raja Neraka), serta tetap sebagai penguasa waktu dan semua kekuatan alam yang merupakan dibawah naungan Dewa Kala. Ini dimaksudkan agar Sedahan Karang berfungsi maksimal sesuai dengan yang telah diterangkan di atas tadi. Untuk pekarangan sempit yaitu pekarangan yang kurang dari 4 are seperti BTN, posisi Sedahan Karang dihitung dari utara  dan barat cukup menuju Sri atau 1 tampak saja, dengan maksud agar bangunan tersebut tetap berguna walaupun tempatnya cukup sempit, akan tetapi dari segi fungsi tetap sama.

Menurut Jro Mangku Suardana (salah satu penulis Buku Tatwa Liak di Bali), rumah dikatakan sebagai replika kehidupan kemasyarakatan. Dimana setiap bangunan rumah adat Bali tersebut memiliki fungsi yang sangat mirip dengan fungsi bangunan / pura di tingkat desa pakraman, diantaranya :

Sanggah Pemerajan merupakan Sorga, tempat berstana dan berkumpulnya Ista Dewata / Dewata Nawa Sanga, atau merupakan simbol Pura Dalem, Bale Dangin merupakan simbol Bathara Guru, dimana setiap upacara adat selalu diselenggarakan di bale ini, sehingga bale ini sering juga disebut bale bali (bali = wali = upacara), Bale Daja merupakan simbol Bathara Sri Sedhana, simbol kewibawaan, tempat penyimpanan harta benda, sehingga sering juga disebut dengan istilah Gedong, atau Bale penangkilan (tempat tamu menunggu), Bale Dauh merupakan simbol Dewa Mahadewa, balai sosial tempat beristirahat, Bale Delod biasanya digunakan sebagai dapur atau pawon, merupakan simbol Dewa Brahma atau Dewa Agni, merupakan sumber pembakaran, pemunah tapi merupakan sumber kesejahtraan, Sumur merupakan simbol Dewa Wisnu yang merupakan pemelihara lingkungan rumah, Bale Lumbung atau Klumpu, merupakan simbol Dewi Sri, tempat menyimpan makanan, Lebuh tempat ditanamnya Ari-ari, merupakan simbol Hyang Bhairawi, penguasa kuburan Sedahan Karang merupakan simbol Hyang Durga Manik, merupakan Pura Prajapati-nya atau ulun kuburan di rumah. Jadi simbolis Hulu adalah Pura Dalem (Sanggah Pemerajan), Teben adalah Lebuh Natah, tempat ari-ari yang memiliki pura Prajapati bernama Sedahan Karang.

Yang perlu diperhatikan adalah, bangunan Palinggih Sedahan harus memenuhi syarat : Pondamennya batu dasar terdiri dari dua buah bata merah masing-masing merajah “Angkara” dan “Ongkara” sebuah batu bulitan merajah “Ang-Mang-Ung”; berisi akah berupa tiga buah batu : merah merajah “Ang”, putih merajah “Mang” dan hitam merajah “Ung” dibungkus kain putih merajah Ang-Ung-Mang, di madia berisi pedagingan: panca datu, perabot tukang, jarum, harum-haruman, buah pala, dan kuwangen dengan uang 200 kepeng, ditaruh di kendi kecil dibungkus kain merajah padma dengan panca aksara diikat benang tridatu, di pucak berisi bagia, orti, palakerti, serta bungbung buluh yang berisi tirta wangsuhpada Pura.

Persyaratan ini ditulis dalam Lontar Widhi Papincatan dan Lontar Dewa Tatwa. Jika palinggih sedahan tidak memenuhi syarat itu, yang melinggih bukan Bhatara Kala, tetapi roh-roh gentayangan itu antara lain Sang Butha Cuil.

Jika sedahan karang di-urip dengan benar, maka fungsi-Nya sebagai Pecalang sangat bermanfaat untuk menjaga ketentraman rumah tangga dan menolak bahaya sehingga terwujudlah rumah tangga yang harmonis, bahagia, aman tentram dan penuh kedamaian. Maka hendaknya tidak main-main atas penempatan maupun keberadaan Pengunggun Karang ini - Semoga Bermanfaat. (JMS)

Om Santih, Santih, Santih Om