Jumat, 23 September 2016

Relawan Bersinergi Dengan Jajaran TNI, Polri Dan Pemkab Bantu Bedah Rumah Untuk 2 Nenek Kurang Mampu


Jembrana (Wisma Berita)

Relawan Jembrana yang tergabung dalam Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) membedah gubuk nenek kakak beradik yang kurang mampu Ni Nengah Madri (85) dan Ni Ketut Mandri (80) di Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauh Waru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten.

Peletakan batu pertama dengan upacara ritual ngeruak bedah rumah Nenek Madri dan Mandri dilaksanakan Jumat (23/9/16) pagi dihadiri Lurah Dauh Waru (Ida Bagus Surya Dharma), Sekretaris Camat Jembrana, Babinsa Kodim 1617-01/Negara dan Babinkamibmas Dauh Waru Jembrana serta Kepala Lingkungan Sawe Rangsasa.

Setelah upacara ngeruak, dilanjutkan kerja bhakti pembongkaran gubuk kedua nenek tersebut.

Sekretaris Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) didampingi Koordinator Lapangan KRJ (NP Witari) mengatakan, kegiatan bedah rumah ini merupakan kegiatan spontanitas dan bentuk kepedulian generasi muda/relawan Jembrana pada warga tidak mampu. "Kami bedah rumah secara swadaya dari sumbangan para donatur baik material dan dana. Program bedah rumah sudah beberapa kali dilaksanakan termasuk program membangun jamban/kamar mandi dan dapur," jelasnya.

Pihaknya dalam melakukan kegiatan juga selalu berkoordinasi dengan aparat desa/kelurahan. "Meskipun kami relawan dari pihak independent, namun tetap bersinergi dengan pemerintahan desa/kelurahan, sehingga dalam setiap kegiatan tidak memiliki kepentingan apapun selain misi kemanusiaan dan warga kurang mampu bisa dicarikan solusi/dibantu. Mari kita sama-sama bergandengan tangan karena di lapangan masih banyak warga kurang mampu yang membutuhkan bantuan kita," jelasnya.

Sementara itu Lurah Dauh Waru (Ida Bagus Surya Dharma) mengapresiasi positif kegiatan bedah rumah relawan KRJ tersebut. Pihaknya juga berharap kerjasama semakin ditingkatkan ke depannya. (JMS)

Banjir Sungai Tak Pudarkan Semangat Para Pelaksana TMMD


Jembrana (Wisma Berita)

Hujan deras hingga mengakibatkan terjadinya banjir sungai pada lokasi Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-97 Tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Jumat (23/9/16) sore tak sedikitpun mematahkan semangat para anggota Kodim 1617/Jembrana selaku pelaksana pembuatan jembatan sepanjang 20 meter dengan Lebar 3,5 meter dan tinggi 5 meter untuk menghubungkan jalan dari Dusun Serong, Desa Gumbrih menuju Dusun Pengeragoaan Dauh Tukad, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digarap melalui program TMMD tersebut. 

Cuaca tidak menentu memang sering terjadi di wilayah Kabupaten Jembrana hingga bardampak signifikan terhadap setiap pelaksanan proyek pembangunan. Namun, hal tersebut tidaklah menjadi masalah serius bagi mereka. Kesungguhan para pelaksana TMMD terbukti dari pemasangan struktur jembatan yang tetap kokoh dan tak bergeming walau diterjang derasnya banjir di sungai tersebut. "Jika terjadi hujan deras kami beristirahat menunggu hujan reda, namun ketika cuaca telah kembali mendukung, kami langsung melanjutkan pengerjaan dan hanya beristirahat sesuai jadwal yang telah ditentukan, seperti saat makan siang ataupun waktu bersembahyang, semuanya kami lakukan dengan segenap kemantapan hati dan ikhlas, sebab inilah tugas pokok TNI selain perang, salah satunya bisa mewujudkan pengabdian kepada Bangsa dan Negara melalui pelaksanaan TMMD", terang Sertu I Putu Ariasa salah seorang anggota SSK TMMD yang akrab dipanggil Danru Nyawan.



Dari pantauan di lokasi, ketika hujan mulai reda para pelaksana TMMD tampak dengan sigap bergotong royong membersihkan ranting-ranting dan sampah kiriman banjir sungai yang tersangkut pada setiap tiang pancang struktur jembatan, sebelum mereka kembali melanjutkan pengerjaan sasaran fisik TMMD tersebut.

Sementara itu, Danramil 1617-04/Pekutatan (Kapten Inf Supena) selaku Komandan SSK TMMD menjelaskan bahwa hingga hari ini memasuki H+4 pelaksanaan TMMD telah mencapai target 15% baik pada sasaran fisik yakni pembuatan jembatan maupun sasaran non fisik yang diisi dengan berbagai penyuluhan terhadap masyarakat sekitar. "Walaupun hari ini terjadi hujan sangat deras, namun target dapat terpenuhi sesuai jadwal dan kami berharap kedepan semoga cuaca lebih bersahabat sehingga pelaksanaan TMMD dapat mencapai target 100% dalam waktu yang telah ditentukan", jelasnya. (JMS)

Pesisir Pantai Porak Poranda Akibat Abrasi



Jembrana (Wisma Berita)

Gempuran ganasnya gelombang pasang yang terjadi beberapa hari belakangan ini berdampak signifikan terhadap pesisir pantai Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Akibat dari kejadian itu, senderan pengaman pantai yang dibangun kokoh beberapa tahun lalu sepanjang 100 lebih menjadi porak poranda karena diterjang ganasnya obak pantai Yehembang. Bahkan, batu pamor yang dipasang di dekat muara sungai Yehembang juga berserakan dan hanyut terbawa ganasnya ombak.

Kondisi ini menyebabkan bagunan pelinggih pemujaan terhadap Dewa Laut terancam ambruk. Tampak pada bagian bawah pelinggih tersebut telah jebol dengan diameter sekitar 20 meter.

Abrasi yang kian parah tersebut juga mengancam keberadaan Setra (kuburan) Desa Pakraman Yehembang, karena jarak bibir pantai dengan setra tersebut hanya sekitar 10 meter.

Salah seorang warga, I Made Suarma Jumat (23/9/16) mengatakan hal ini harus segera mendapatkan penanganan, sebab jika tidak maka Setra akan tenggelam. Sekarang saja jaraknya tinggal hanya 10 meter dari bibir pantai. Apalagi tanggul pengaman pantai seluruhnya telah jebol. "Gempuran gelombang pasang yang memporak-porandakan pesisir ini terjadi sejak 5 hari lalu. Dimana ketinggian ombak mencapai 5 meter lebih. Bahkan, air laut sampai masuk ke jalan melewati tanggul pengaman pantai," terang I Made Suarma.

Dari hasil konfirmasi, Perbekel Yehembang (I Made Semadi) mengatakan, pihaknya mengaku telah melakukan pengecekan ke lokasi abrasi dan sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Pemkab Jembrana serta berharap segera mendapat penanganan lantaran mengancam keberadaan Setra serta belasan rumah penduduk.

Sementara itu, ganasnya gelombang pasang juga memporak-porandakan pesisir pantai Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Di wilayah ini abrasi bahkan terjadi sejak dua tahun belakangan ini, namun bertambah parah sejak 5 hari belakangan ini akibat gelombang tingginya pasang.

"Kami khawatir Setra (kuburan) juga akan tenggelam jika abrasi di wilayah kami tidak segera ditangani," terang Bendesa Pakraman Yehembang Kangin (Ida Bagus Ketut Gunarta). Menurutnya, jarak bibir pantai dengan Setra Yehembang Kangin hanya tersisa sekitar 5 meter. "Kami sebenarnya sejak lama melaporkan hal tersebut kepada Pemkab Jembrana maupun kepada pihak Pemerintah Provinsi (Pemprop) melalui salah seorang anggota DPRD Provinsi, namun hingga kini belum ada penanganan", imbuhnya.

Bukan hanya itu, kondisi senderan yang dibuat sebagai tanggul pengaman Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi juga semakin memperihatinkan. "Jika terus begini, maka cepat atau lambat pelinggih pemujaan terhadap Dewa Laut juga akan ambruk" jelas Jro Mangku Suardana. Salah seorang pemangku di Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi ini menambahkan, senderan yang dibuat sebagai tanggul pengaman ini seharusnya dibentengi lagi dengan batu-batu besar sehingga menjadi lebih kuat menahan derasnya gempuran ombak, sebab keberadaannya adalah di pantai selatan yang jelasnya memiliki arus gelombang laut sangat kuat. "Sekira 10 tahun lalu, keberadaan pesisir pantai saat ombak pasang masih berjarak lebih dari 100 meter dari bibir pantai atau keberadaan tanggul saat ini, namun sekarang ketika gelombang pasang bahkan tidak ada jarak lagi sehingga langsung menghantam tanggul, imbuh Jro Mangku Suardana. Menurutnya, hal tersebut adalah dampak dari penambangan pasir laut secara ilegal yang selama ini terus dilakukan dan hingga sekarang belum bisa dihentikan.



Disisi lain, anggota DPRD Jembrana asal Yehembang Kauh (I Wayan Suardika) dikonfirmasi mengaku prihatin dengan kondisi pesisir Desa Yehembang.

Pihaknya meminta abrasi yang parah tersebut segera mendapat penanganan karena mengancam keberadaan satu pura dan dua setra milik dua desa pakraman tersebut bahkan mengancam belasan rumah penduduk. Terkait kejadian tersebut, pihaknya mengaku akan terus memperjuangkan dan mengawal agar abrasi di dua desa itu segera mendapat penanganan. "Ini tidak ada jalan lain dan harus segera mendapat penanganan. Kami minta penanganannya menggunakan anggaran bencana atau dana pemeliharaan jika memungkinkan. Ini tidak bisa ditunda-tunda lagi," tegas Suardika. (JMS)

Masyarakat Sangat Antusias, TMMD Digelar Meliputi Sasaran Fisik Dan Non Fisik


Jembrana (Wisma Berita)

Disamping sasaran secara fisik, kegiatan TMMD Ke-97 di Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digelar oleh Kodim 1617/Jembrana juga meliputi sasaran pembangunan non fisik.

Adapun sasaran pembangunan secara fisik adalah pembuatan jembatan sepanjang 20 meter dengan lebar 3,5 meter dan tinggi 5 meter yang menghubungkan Dusun Serong, Desa Gumbrih dengan Dusun Dauh Pangkung, Desa Pengeragoan Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Selain jembatan, juga dilakukan kegiatan fisik lainnya berupa pembuatan badan jalan, bedah rumah dan jambanisasi serta untuk badan jalan dikerjakan sepanjang 200 meter dengan lebar 6 meter. Sedangkan untuk bedah rumah sebanyak 2 unit, sedangkan jambanisasi sebanyak 10 unit.

Sementara itu, sasaran TMMD non fisik dilakukan melalui metode penyuluhan dalam berbagai materi dengan melibatkan Narasumber dari berbagai unsur dan lembaga, seperti bidang Hukum dan Narkoba dari Polres Jembrana, termasuk bidang Pertanian, Kesehatan, Wasbang, Cinta Tanah Air, Hak dan Kewajiban WNI serta Administrasi Kependudukan diisikan oleh pihak instansi terkait dai Pemkab Jembrana.


Sasaran TMMD Ke-97 Kodim 1617/Jembrana secara non fisik, Kamis (22/9/16) malam digelar di Balai Adat Pakraman Tengah, Dusun Rukun, Desa Gumbrih diisi dengan materi-materi penyuluhan diantaranya tentang peternakan Kambing juga Pertanian Budidaya Kakao serta Cengkeh yang disampaikan oleh Kadis Peternakan Pemkab Jembrana (Drh. I Gede Kastama, MSi) dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Jembrana (I Made Sedana, SP).

Kegiatan TMMD non fisik kali ini dihadiri oleh Tim Dispenad diantaranya Kolonel Inf Efrangunawan beserta 3 orang anggotanya yakni Letkol Inf Syahrinal, Mayor Inf Luther Bangun, Letda Inf Holil, juga Danramil 1617-04/Pekutatan (Kapten Inf Supeno) selaku Komandan SSK TMMD Ke-97 Kodim 1617/Jembrana, Babinsa Gumbrih (Serda I Nyoman Gede Rosadi), Bhabinkamtibmas Desa Gumbrih (Bripka I Wayan Suarja), Kepala Desa Gumbrih (I Ketut Nurjana) dan masyarakat Desa Gumbrih dengan jumlah keseluruhan sekitar 55 orang.

Berikut beberapa materi yang disampaikan dalam penyuluhan diantaranya tentang populitas kambing, pengenalan jenis-jenis kambing, pemilihan bibit kambing yang baik sebagai induk dan proses kelahiran kambing, diisi oleh Kadis Peternakan (Drh. I Gede Kastama), tampak diikuti dengan sangat seksama sehingga cukup menyita perhatian para peserta dalam penyuluhan. "Cara beternak kambing yang baik bukan saja dilihat dari produksi daging, namun ketika kotoranya juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan secara agrobisnis, kambing dapat lebih mengguntungkan dari ternak sapi karena disamping produksinya lebih cepat juga biaya pakan lebih murah serta gampang dicari", terang Kadis Peternakan (Drh. I Gede Kastama).

Selanjutnya, penyuluhan di bidang Pertanian diisi oleh I Made Sedana, SP diantaranya membahas tentang budidaya kakao dan cengkeh. Menurut I Made Sedana, syarat utama dalam penanaman kakao adalah sangat ditentukan dari hal pemilihan lokasi yang baik agar bisa tumbuh dengan subur. "Namun demikian, perawatan secara maksimal tentunya juga harus dilakukan untuk menghindari penyakit supaya dapat menghasilkan panen setiap tahun dan Kabupaten Jembrana terutama dalam sektor pertanian kakao serta cengkeh kedepannya diyakini dapat menjadi komoditi unggulan", jelas I Made Sedana. (JMS)