Jembrana (Wisma Berita)
Dalam rangka perayaan hari Tumpek Landep, Sabtu (4/2) pagi Kodim 1617/Jembrana menggelar ritual terhadap material yang terbuat dari bahan yang mengandung unsur baja, besi dan logam.
Terkait hal ini, beberapa senjata diantaranya laras panjang jenis M16 A1 dan pistol P-1 beserta kendaraan, tampak dijejer di lapangan Kodim 1617/Jembrana guna dilakukan penyucian dengan ritual khusus.
"Ritual ini dilakukan adalah untuk memohon keselamatan karena senjata tersebut memberikan perlindungan terhadap pemakai, khususnya umat Hindu di Kodim 1617/Jembrana karena setiap benda yang dibuat dari bahan logam memiliki unsur yang diyakini dapat berpengaruh bagi penggunanya, sehingga melalui ritual ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang baik", jelas Pemangku Kodim 1617/Jembrana.
Hari raya Tumpek Landep sendiri merupakan rangkaian setelah hari raya Saraswati, dimana pada hari ini umat Hindu melakukan puji syukur atas berkah yang telah diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati.
Perbedaan hari raya Saraswati dengan hari raya Tumpek Landep adalah dimana pada saat hari Saraswati umat hindu melakukan puji syukur atas turunnya ilmu pengetahuan yang diimplementasikan dengan mengupacari berbagai sumber-sumber ilmu pengetahuan, seperti buku, lontar, prasasti dan berbagai sumber-sumber sastra dan ilmu pengetahuan lainnya, sedangkan pada hari raya Tumpek Landep lebih mengucapkan puji syukur kepada Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati yang telah menganugrahi kecerdasan dan ketajaman pikiran kepada manusia yang mana dari pikiran-pikiran tersebut melahirkan daya cipta rasa dan karsa manusia dalam menciptakan sesuatu (output) yang dapat mempermudah kehidupannya untuk mencapai kebahagiaan.
Hari raya Tumpek Landep jatuh setiap Saniscara (hari Sabtu) pancawara Kliwon wuku Landep, sehingga secara perhitungan kalender Bali, hari raya ini dirayakan setiap 210 hari sekali. Kata Tumpek sendiri berasal dari “Metu” yang artinya bertemu, dan “Mpek” yang artinya akhir, jadi Tumpek merupakan hari pertemuan wewaran Panca Wara dan Sapta Wara, dimana Panca Wara diakhiri oleh Kliwon dan Sapta Wara diakhiri oleh Saniscara (hari Sabtu). Sedangkan Landep sendiri berarti tajam atau runcing, maka dari ini diupacarai juga beberapa pusaka yang memiliki sifat tajam seperti keris.
Dalam perkembangan zaman dan teknologi, perayaan hari raya Tumpek Landep tidak hanya mengupacarai benda-benda sakral/pusaka seperti keris dan peralatan persenjataan, melainkan juga benda-benda lain yang memiliki manfaat positif yang memberikan kemudahan dalam segala aktivitas dan kehidupan manusia. Adapun benda-benda tambahan yang juga sering kita lihat diupacarai para hari tumpek landep ini antara lain : motor, mobil, sepeda, computer, laptop, mesin pabrik, dan benda-benda lainnya.
Bagi umat hindu di Bali, senjata yang paling utama dalam kehidupan ini adalah pikiran, karena pikiranlah yang mengendalikan semuanya yang ada. Semua yang baik dan yang buruk dimulai dari pikiran, maka dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep ini kita diharapkan agar senantiasa menajamkan pikiran lewat kecerdasan dan mengendalikan pikiran lewat norma-norma agama dan budaya.
Begitu tingginya filosofi orang-orang Bali yang sangat memaknai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupannya. Ini juga yang membuat Bali dikenal sangat unik dan eksotis bagi orang-orang yang pernah mengunjunginya. Hendaknya budaya-budaya nusantara seperti inilah yang sepatutnya kita lestarikan sebagai bentuk warisan para leluhur, yang menunujukkan jati diri dan karakter bangsa di tanah Nusantara.
Semoga segala pikiran yang baik datang dari segala penjuru. (JMS)