Sabtu, 26 November 2016

Lokasi Pembangunan Anjungan Cerdas Rambutsiwi Ternyata Wilayah Angker


Jembrana (Wisma Berita)

Pembangunan Anjungan Cerdas di kawasan Pura Rambutsiwi, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana saat ini sedang berlangsung dan direncanakan kelar pada tahun 2018 mendatang.

Namun dibalik pelaksanaan pembangunan Anjungan Cerdas tersebut ada kisah-kisah mistis yang menarik untuk disimak. Kisah mistis ini oleh masyarakat setempat dikaitkan dengan keadaan lokasi pembangunan Anjungan Cerdas tersebut.

Kawasan tempat dibangunnya Anjungan Cerdas tersebut dulunya terkenal angker. Ini karena lokasinya masih berada pada kawasan Pura Rambutsiwi yang menurut para sesepuh desa menyimpan cerita mistis.

Menurut Jro Mangku Suardana, salah satu pemangku di Pura Rambutsiwi mengatakan, Kawasan Pura Rambutsiwi dulunya memang terkenal angker. 

Bersarkan cerita-cerita yang berkembang di masyarakat kawasan itu dulunya di tempati oleh seorang raksasa sakti dengan dikawal 2 ekor macan yakni macan hitam dan macan gading yang sangat buas.

"Raja raksasa itu mewajibkan rakyatnya untuk mempersembahkan guling manusia kepada dirinya,” tutur Jro Mangku Suardana, Sabtu (26/11/2016)

Karena permintaan raja raksasa yang nyeleneh itu, rakyatnya menjadi kesal dan marah. Kemudian anak raja raksasa itu diguling oleh rakyat untuk dipersembahkan kepada raksasa tersebut.

"Tapi akhirnya raja raksasa itu tahu kalau yang diguling itu anaknya. Rajapun murka dan mulai saat itulah raja raksasa itu mulai menyantap rakyatnya hidup-hidup,” imbuh Jro Mangku Suardana.

Semenjak itulah menurut Jro Mangku Suardana kawasan tersebut menjadi mencekam dan seram. Namun akhirnya datanglah seorang Pendeta yang sangat sakti yakni Dang Hyang Nirartha ke wilayah tersebut.

Terjadi perang kesaktian antara Dang Hyang Nirartha dengan Raja raksasa tersebut dengan hasil raja raksasa berhasil tunduk kepada Dang Hyang Nirarta. 

"Raja raksasa meminta ampun dan mengakui kesalahannya dan oleh Dang Hyang Nirarta raksasa itu diampuni dengan syarat harus menjadi pengikutnya,” kata Jro Mangku Suardana.

Disamping itu raja raksasa dan kedua macan yang menjadi pengawalnyapun di supat agar tidak bisa dilihat oleh rakyat atau manusia secara kasat mata dan hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki indra keenam.

Sejak saat itulah kawasan Rambutsiwi dan sekitarnya dikenal angker termasuk kawasan tempat dibangunnya anjungan cerdas tersebut. Dulunya sering warga melihat penampakan sosok macan gading serta raksasa di sekitar lokasi tersebut.

Termasuk warga tidak berani berbuat yang aneh-aneh di sekitar wilayah tersebut, termasuk untuk berbuat mesum atau sekedar berpacaran karena mereka percaya akan menemui bahaya jika dilanggar.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu terhadap dua orang pekerja proyek Anjungan Cerdas tersebut. Entah karena keangkeran lokasi tersebut atau karena hal lain, satu orang pekerja tiba-tiba lemas di lokasi proyek dan harus pulang lebih awal dan akhienya meninggal dunia.

Sementara satu pekerja lainnya tiba-tiba pingsan saat membongkar dan memindahkan pelinggih penunggu yang berada di lokasi proyek dan harus dilarikan ke Pukesmas setempat.

Terkait hal itu, maka Jro Mangku Suardana akhirnya juga ikut melakukan pengacian sepiritual demi keamanan pelaksanaan proyek Anjungan Cerdas.

"Benar ada kejadian yang menimpa pekerja proyek itu. Tapi kami tidak berani menyimpulkan itu karena lokasinya yang anker, mungkin saja meninggal karena memang memiliki penyakit atau pingsan karena kepadasan,” terang I Kadek Suardika, salah seorang tokoh masyarat setempat. (JMS)