Senin, 19 Desember 2016

Dinobatkan Menjadi Pemangku, Anggota TNI Ini Ajak Umat Tangkal Proxy War Dengan Meningkatkan Kegiatan Agama


Jembrana (Wisma Berita)

Jro Mangku Suar, demikianlah kini panggilan akrab dari Serma I Putu Suardana, seorang anggota TNI yang aktif sejak tahun 1997 dan hingga kini masih berdinas di Kodim 1617/Jembrana, setelah dirinya dinobatkan oleh umat menjadi salah seorang Pemangku (pemimpin persembahyangan umat Hindu) di Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi yang terletak di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali yang merupakan salah satu pura untuk bersembahyang bagi seluruh umat Hindu.

Merasa masih aktif menjadi seorang anggota TNI, maka selain mengisi bimbingan sepiritual, Jro Mangku Suardana di sela-sela waktu selesai memimpin persembahyangan bersama umat juga sering memberikan pencerahan terkait kecintaan terhadap tanah air hingga berujung pada pemaparan bela negara.

Hal ini dipandang perlu karena upaya bela negara bukan saja menjadi tugas dan tanggung jawab TNI melainkan seluruh rakyat Indonesia termasuk warga masyarakat Bali guna menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayah dan dengan meningkatkan kegiatan keagamaan atau persembahyangan salah satunya diyakininya mampu untuk menumbuhkan hal tersebut sebab dalam kegiatan agama juga diajarkan etika dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan dan memupuk moralitas serta rasa kecintaaan baik terhadap sesama juga kepada tanah air, terlebih saat ini negara Indonesia sedang berada dalam ancaman.

Menurutnya, seperti apa yang sering disampaikan oleh para pimpinannya, diantaranya Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus juga Danrem 163/WSA Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa dalam setiap paparannya bahwa di era globalisasi ini upaya-upaya penjajahan juga telah berkembang dan dilakukan dengan cara modern, diantaranya disinyalir dengan menggunakan sistem Proxy War. Proxy War merupakan kegiatan perang urat syaraf yang dicetuskan oleh negara-negara kuat dalam melakukan penjajahan terhadap negara lain tanpa perlu terlibat didalamnya, hingga hal ini merupakan ancaman nyata bagi bangsa kita kedepan. Penerapan Proxy War misalnya dilakukan dengan cara menebar kebencian menggunakan opini yang didesain sedemikan rupa sehingga masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bertengkar, bersikap anarkis dan sulit bersatu serta meniru budaya asing yang negatif seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas serta penerapan gaya hidup mewah dan lain-lain. "Maka, cara paling efektif guna menangkal Proxy War berkembang di negara Indonesia adalah dengan mengedepankan azas kebhinekaan sebagai suatu kekuatan yang didasari keseimbangan dan keharmonisan, salah satunya juga adalah meningkatkan moralitas melalui kegiatan keagamaan, demi tetap tegakannya kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman yang tidak hanya bersifat fisik tetapi juga mental, sosial dan budaya," jelas Jro Mangku Suardana.

Sementara itu, Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Hendra Ferdinandus mengapresiasi bahkan setiap anggotanya yang ingin berbuat dan berkarya baik demi umat, bangsa dan negara seperti dinobatkannya Jro Mangku Suar menjadi salah seorang Tokoh Agama (Toga), karena apa yang dilakukannya adalah di sela-sela kedinasannya dan demi kepentingan umat yang mana hal ini juga merupakan salah satu bentuk kemanunggalan antara TNI dengan masyarakat, hingga semboyan "Bersama Rakyat TNI Kuat" memang demikian adanya karena TNI benar-benar telah manunggal dan semakin dicintai rakyat. (JMS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar