Jumat, 30 September 2016

Mengenang Jasa Pahlawan Revolusi, Kodim Gelar Persembahyangan Bersama


Jembrana (Wisma Berita)

Guna mengenang jasa para pahlawan Revolusi yang gugur dalam tragedi G-30-S/PKI, anggota Kodim 1617/Jembrana Jumat (30/9/16) malam menggelar persembahyangan bersama sesuai agama dan kepercayaan masing-masing anggota.

Adapun persembahyangan yang dilakukan, dimana bagi anggota yang beragama Hindu dilaksanakan di Pura Jagadhita Kodim 1617/Jembrana dipimpin oleh Jro Mangku Serma Ida Bagus Pariada. Sementara untuk anggota yang beragama Islam, persembahyangan dilaksanakan di Masjid Kodim 1617/Jembrana dipimpin H. Ismail asal Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, selaku Imam didampingi Kasdim 1617/Jembrana, Mayor Inf Nanang Sulistiyo. Sedangkan anggota beragama Kristen, persembayangan digelar di Gereja Katolik Paroki ST. Petrus-Negara yang berlokasi di Jln. Wibisana, No. 5, Lingkungan Tinyeb, Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, dipimpim oleh RD. Martinus Emanuel Ano, Pr didampingi Serma Arisron.


Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus saat dikonfirmasi membernarkan kegiatan tersebut. Menurutnya, persembahyangan yang dilakukan anggota sesuai agama dan kepercayaan mereka masing-masing itu merupakan renungan suci di malam hari untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi membela bangsa dan negara.

"Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa memahami peristiwa G-30-S/PKI sebagai fakta sejarah, meski menjadi sejarah yang kelam, namun hal ini tak bisa terbantahkan," jelasnya.


Dandim juga ingin mengajak masyarakat senantiasa meneguhkan empat pilar kebangsaan demi terwujudnya konsensus nasional. "Keempat pilar itu hendaknya dapat dijaga, kita pelihara dan dipertahankan dalam berbangsa dan bernegara, karena dengan terwujudnya semua itu, pastinya NKRI akan tetap berjaya," imbuh Dandim 1617/Jembrana. (JMS)

Masyarakat Harapkan Pembangunan ACJN Optimalkan Kearifan Lokal


Mendoyo (Wisma Berita)

Sejumlah tokoh dan masyarakat mengharapkan pembangunan Anjungan Cerdas Jalan Nasional (ACJN) yang dibangun di atas lahan seluas 6 hektar yang dibebaskan Kementerian PU PR menggunakan dana dari APBN Tahun Anggaran 2016, 2017 dan 2018, berjalan sesuai apa yang dicanangkan.

"Di area pembangunan ACJN, kami memaklumkan keberadaan Pura Dangkahyangan Rambutsiwi yang merupakan tempat persembahyangan bukan saja umat Hindu di Bali melainkan seluruh umat Hindu yang ada. Sedari itu, kami mengharapkan senantiasa adanya sinergisitas antara ACJN dengan keberadaan Pura," ujar Ketua Pangempon Pura Dangkahyangan Rambutsiwi, I Gusti Made Sedana, Jumat (30/9/2016).

Terkait hal itu, pihak Pangempon mengaku juga telah menunjuk salah satu Pemangku yakni Pemangku Pura Tirtha Dangkahyangan Rambutsiwi, Jro Mangku Suardana agar selain Ngayah di Pura juga ikut membantu menjadi Tim Sepiritualis (Pengaci), guna mendukung hal-hal sepiritual demi kelancaran dan keamanan sisi Niskala (Alam Maya) terhadap pelaksanaan pembangunan ACJN dimaksud, mengingat lokasi pembangunan ACJN ini selain berada di wilayah Pura Dangkahyangan Rambutsiwi juga dikenal warga menjadi wilayah yang cukup angker.

Sementara itu, Perbekel Yehembang Kangin, I Gede Suardika mengatakan, meskipun pembangunan ACJN ini adalah proyek bersifat nasional resmi dari pemerintah yang dapat saja melibatkan tenaga pekerja dari seluruh Indonesia, namun pihaknya tetap mengharapkan agar memprioritaskan warga Yehembang sabagai tenaga pekerja sebab area proyek tersebut berada di wilayahnya. "Kami mengharapkan kepada pihak proyek hendaknya dapat memprioritaskan warga kami sebagai tenaga pekerja terkait pelaksanaan pembangunan ACJN ini, selebihnya pada bidang apa saja yang tidak bisa dikerjakan baru mencari tenaga dari luar daerah, ini dilakukan adalah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber daya lokal," harapnya.

Di sisi lain, Pemangku Pura Tirtha Dangkahyangan Rambutsiwi, Jro Mangku Suardana yang dimanatkan Pangempon sebagai Tim Sepiritual (Pengaci) pada pembangunan ACJN juga mengaku telah menyarankan kepada pihak proyek agar dapatnya mengoptimalisasi kearifan budaya lokal dalam pelaksanaan pembangunan ACJN. "Sebagai warga, kami tidak ingin apa yang dicanangkan kedepannya bernasib sama seperti pembangunan Rest Area dulu harus mangkrak sia-sia, sehingga pembangunan ACJN ini hendaknya dapat mengacu pada kearifan-kearifan lokal, seperti misalnya arsitektur bangunan setidaknya tidak bertentangan dengan motif-motif kearifan budaya lokal, sehingga berikutnya tetap bisa menjadi daya tarik kedatangan bagi wisatawan," jelasnya.

Hal senada disampikan warga lainnya, I Komang Siswantara (36) salah seorang warga Yehembang menyampaikan, terkait keberadaan ACJN ini nantinya diperlukan pengelolaan yang lebih profesional namun tetap mengedepankan suberdaya lokal yang ada baik alam maupun manusianya agar tidak mangkrak lagi dan yang paling penting keberadaannya dapat memberikan manfaat demi kesejarteraan masyarakat," harapnya.


Dari informasi yang dihimpun, pembangunaan ACJN ini berada di wilayah Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana tepatnya di sebelah Barat Laut kawasan Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi.

Pembangunan proyek ini berada di atas lahan seluas 6 hektar yang dibebaskan Kementerian PU PR menggunakan dana dari APBN Tahun Anggaran 2016, 2017 dan 2018. Adapun lahan yang dibebaskan untuk pembangunan ACJN oleh Kemen PU PR adalah seluas 3,4 hektar sementara selebihnya dari Rest Area yang sebelumnya sempat mangkrak hingga ke Utara yang merupakan lahan milik Provinsi Bali yang diserahkan ke Pemerintah Pusat dengan total seluas 6 hektar.Pembangunan ACJN merupakan pengembangan Rest Area yang nantinya akan dibangun dengan beragam fasilitas dilengkapi Restoran, Toilet, Galery Seni, Kios UKM serta jika memungkinkan juga akan dilengkapi sarana SPBU, hingga diharapkan nantinya masyarakat bisa mengetahui berbagai infrastruktur yang tengah digelar Kementerian tersebut dan pembangunannya yang digarap oleh PT. Nindya Karya (BUMN) dengan Konsultan Pengawas dari PT. Virama Karya (BUMN) serta pemanfaatannya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Proyek Manager PT. Nindya Karya, Syahriwal saat dikonfirmasi mengaku akan merespons positif apa yang menjadi amanat dari masyarakat dan menjelaskan bahwa pembangunan ACJN tersebut rencananya menelan anggaran sebesar 103 M yang bersumber dari APBN dengan tanda tangan kontrak mulai tanggal 29 Juli 2016, Nomor : HK.02.03/BPIW-PPK.P3/VII/2016/018, menggunakan Design and Build yaitu mendesign sambil membangun dengan sistem Multiyears namun pengerjaan struktur di tahap I baru dianggarkan senilai 67 miliyar dijadwalkan baru akan mulai awal Nopember 2016 dan rampung tahun tanggal 20 Mei 2018, sedangkan Pemkab Jembrana membantu memfasilitasi masyarakat sekitar. Adapun terkait pembebasan lahan sudah dilakukan senilai Rp 3-4 Milyar dan kini dalam tahap perataan lahan. Berikut terkait pengamanan, karena pembangunan ACJN ini adalah merupakan proyek resmi, sehingga keamanan yang ada direkomendasikan melibatkan Satuan Pengamanan (Satpam) dibantu apkam wilayah diantaranya TNI dan Polri yakni Babinkamtimbas dan Babinsa sebagai ujung tombak di lapangan bersinergi dengan Keamanan Adat yaitu Pecalang wilayah setempat serta Pemangku Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi sebagai pengemban Sepiritual.

Sedangkan Pelaksana Lapangan PT. Nindya Karya, I Made Sujana mengatakan pembangunan ACJN hingga saat ini masih dilakukan tahap pembersihan lahan dan tahap pembangunan baru dimulai menginjak bulan Nopember 2016. (JMS)

Rabu, 28 September 2016

Pelaksanaan TMMD Secara Tidak Langsung Promosikan Potensi Desa


Pekutatan (Wisma Berita)

Kegiatan TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digelar oleh Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana ternyata sangat memberi inspirasi positif bagi masyarakat desa setempat karena semenjak dibukanya kegiatan TMMD tersebut, berbagai potensi yang ada di desa itu menjadi semakin banyak diketahui oleh kalangan masyarakat luar.

Seorang warga Desa Gumbrih, I Putu Mawa (41) yang memiliki usaha industri perumahan olahan makanan dan minuman coklat berbahan kakao, Rabu (28/9/16) sore mengaku sangat mendukung kegiatan TMMD tersebut dan menilai sangat bermanfaat sebab disamping melaksanakan pembangunan dengan sasaran fisik di desanya juga secara tidak langsung dapat mempromosikan potensi-potensi desa yang selama ini terpendam akibat terbatasnya komunikasi dan informasi.

"Berbagai usaha yang ada di desa kami perkembangannya sangat lamban, kendalanya adalah masalah pormosi dan permodalan. Namun, berkat pelaksanaan TMMD yang banyak mengundang datangnya berbagai SKPD ini, secara tidak langsung memberikan jawaban prihal kemudahan fasilitas terkait permodalan. Ditambah kehadiran para awak media yang sering meliput kegiatan, hingga kami mendapat tambahan jaringan guna mengatasi kendala tersebut", terang Mawa.


Sedangkan warga lainnya, I Kadek Bagiastra (50) salah seorang pengusaha madu mengatakan, disamping makanan olahan berbahan baku dari sumber daya alam yang ada di desa setempat, juga banyak kerajinan tangan dan barang lain hasil olahan masyarakat Desa Gumbrih yang bisa ditampilkan dan dijual kepada tamu-tamu yang mengunjungi pelaksanaan TMMD sehingga bisa menambah pendapatan masyarakat setempat. Demikian sebaliknya, kalangan pejabat yang datang meninjau pelaksanaan TMMD bisa mengetahui apa saja potensi desa dan lebih menggalinya, hingga kemudian berlanjut pada upaya-upaya promosi. "Yang jelas kami merasa sangat terbantu, karena sejak pelaksanaan TMMD ini digelar, pejualan produksi kami meningkat justru pesanan madu kami sekarang lebih banyak dari kalangan masyarakat luar desa", jelasnya.

Sementara itu, Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus selaku Dansatgas TMMD Kodim 1617/Jembrana mengharapkan pelaksanaan TMMD ini dapat menjadi daya dukung bagi geliat pertumbuhan ekonomi pedesaan, seperti pembangunan fisik lainnya dapat memberikan kebermanfaatan bagi rakyat. Sedangkan kegiatan non fisik TMMD dapat menjadi sarana efektif pemberdayaan masyarakat dalam berbagai bidang, baik sosial, pendidikan, kesehatan, kreatifitas dan lain sebagainya.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak instansi terkait diantaranya Pemkab Jembrana termasuk para awak media guna membantu memfasilitasi dan mempromosikan apapun bentuk usaha, baik kerajinan dan hasil keterampilan desa, agar selain bisa bersaing dengan produk lain, bahkan kedepan juga bisa menembus pasaran internasional sehingga potensi-potensi yang ada ini dapat meningkatkan sektor perekonomi demi kesejahteraan masyarakat", kata Dandim.


Di sisi lain, Danramil 1617-04/Pekutatan, Kapten Inf Supena selaku Komandan SSK TMMD Kodim 1617/Jembrana saat dikonfirmasi mengatakan, dimana sasaran fisik pokok TMMD yang digelar yakni berupa pembangunan jembatan sepanjang 20 meter dengan lebar 3,5 meter dan tinggi 5 untuk menghubungkan jalan dari Dusun Serong, Desa Gumbrih dengan Dusun Pengeragoan Dauh Tukad, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, hingga H+8 telah mencapai hasil 65% sesuai target yang telah dijadwalkan. Sementara sasaran fisik tambahan yakni bedah rumah terhadap warga kurang mampu telah mencapai hasil 10%, sedangkan sasaran non fisik berupa penyuluhan diberikan materi tentang Hak dan Kewajiban WNI serta Tertib Admistrasi Kependudukan oleh I Dewa Ketut Jugaria dari Dinas Kependudukan dan Catan Sipil Pemkab Jembrana. (JMS)

Jumpa Pers, Dandim Harapkan Peran Media Bantu Publikasi Potensi Bumi Mekepung


Negara (Wisma Berita)

Dalam jumpa pers yang digelar dengan Awak Media yang terhimpun dalam Jaringan Jurnalis Jembrana (JJJ) di warung wisata kuliner yang berlokasi di Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Rabu (28/9/16) siang, Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus didampingi Pasi Intel Kodim 1617/Jembrana, Kapten Inf I Nyoman Gede Andika, mengharapkan adanya peran aktif para awak media dapat membantu mempublikasikan banyaknya potensi luar biasa yang terpendam di Kabupaten Jembrana.

"Di awal saya menjabat sebagai Dandim di Kabupaten Jembrana yang juga dikenal dengan julukan nama Bumi Mekepung ini, saya sudah dapat melihat banyak sekali potensi luar biasa yang masih terpendam baik Sumber Daya Alam maupun Manusianya", jelas Dandim.

Di samping sektor pariwisata, Dandim mengaku banyak sekali melihat postensi dan hal yang paling menjanjikan di Bumi Mekepung ini diantaranya banyak adanya tanaman kakao yang belakangan telah diolah secara swadaya menjadi makanan ringan seperti coklat batangan maupun minunan coklat melalui industri-industri perumahan.

Komoditas kakao memang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa wilayah karena selain faktor harganya yang cenderung stabil, tanaman kakao juga dapat dipanen setiap minggu serta memiliki harga jual yang sangat tinggi dan komoditi yang dihasilkan dapat menembus pasaran internasional.

"Segala potensi yang menjanjikan ini, tidak akan dapat berkembang dengan cepat menjadi wujud nyata tanpa adanya peran media karena melakukan promosi melalui media massa adalah cara paling gampang dan mudah sebab seluruh dunia dengan segera dapat melihat dan menerima informasi tersebut", kata Dandim.

Menurutnya, di era globalisasi ini dimana dari sekian banyak teknologi informasi yang dapat diakses dengan mudah dari manapun adalah menggunakan media cetak atau media massa serta media online yang biasa dikenal melalui televisi, radio, koran, internet dan lain-lain, maka tidak salah jika para awak media yang ada di Kabupaten Jembrana ini dapatnya membantu masyarakat dan pemerintah untuk mempublikasikannya karena pemerintah pusatpun kini sedang gencar-gencarnya mempromosikan produksi kakao bahkan hingga ke tingkat dunia sebab kakao saat ini justru menjadi komoditas ekspor pertanian terbesar ke tiga di Indonesia setelah kelapa sawit dan karet. Sebagaimana halnya yang dilakukan TNI khususnya Kodim 1617/Jembrana bukanlah semata untuk kepentingan kesatuan, melainkan juga adalah untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Sementara itu, Jaringan Jurnalis Jembrana mengapresiasi positif hal tersebut karena menurut mereka Pers memang memiliki peran sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pengumpulan dan penyebaran informasi serta mempunyai misi ikut menegakkan keadilan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. (JMS)

Subdenpom Gelar Razia, Juga Lucuti Warga Sipil Yang Gunakan Atribut TNI


Negara (Wisma Berita)

Sebagai upaya pengawasan terhadap anggota TNI yang melakukan pelanggaran disiplin, Subdenpom IX/3-2 Negara melibatkan sebanyak 8 orang anggota Subdenpom IX/3-2 Negara dan 8 orang anggota Satlantas Polres Jembrana serta 2 orang Proovost Kodim 1617/Jembrana, Rabu (28/9/16) pagi menggelar operasi lalu lintas di jalan raya Gatot Subroto wilayah Kota Negara, Kabupaten Jembrana dalam rangka Pekan Disiplin menjelang HUT TNI ke-71 tahun 2016.

Operasi yang dipimpin Dansubdenpom IX/3-2 Negara, Lettu CPM I Gusti Nyoman Wiranata itu langsung merazia kendaraan dan kelengkapan dinas bagi anggota Prajurit dan PNS TNI-AD di jalan raya tersebut, tepatnya depan deretan toko Wijaya Negara.


"Razia ini digelar sebagai rangkaian operasi penegakan disiplin dan ketertiban dalam rangka Pekan Disiplin menjelang HUT TNI ke 71 tahun 2016, yang diperuntukkan bagi anggota Prajurit dan PNS TNI-AD, bertujuan untuk memantau serta menindak anggota Prajurit dan PNS TNI AD yang tidak disiplin dan melanggar ketertiban", jelas Dansubdenpom IX/3-2 Negara, Lettu CPM I Gusti Nyoman Wiranata.

Menurutnya, selain Prajurit dan PNS TNI-AD dimana sasaran dalam razia tersebut juga ditujukan kepada warga sipil yang menggunakan atribut militer seperti pakaian, jaket hingga stiker yang ditempel pada kendaraan atau nomor polisi kendaraannya.


Dari hasil pantauan, tampak petugas dengan seksama memeriksa sejumlah kendaraan yang digunakan oleh Prajurit dan PNS TNI. Pemeriksaan meliputi kelengkapan identitas/surat nyata diri dan kendaraan maupun kelengkapan yang digunakan, penyalahgunaan Noreg TNI, pelanggaran Surat Kendaraan TNI dan peruntukannya, termasuk kendaraan umum serta kedaraan angkutan barang juga sempat digeladah untuk memastikan di dalamnya tidak terdapat atribut-taribut TNI yang dimuat secara ilegal juga kemungkinan adanya benda berbahaya bahkan orang yang dicurigai sebagai teroris.

Menurut dia, pihaknya berupaya mengamankan atribut-atribut TNI yang digunakan bukan pada tempatnya karena dewasa ini atribut TNI kerap dipakai oleh masyarakat sipil dan digunakan untuk gagah-gagahan. Hal semacam itu, patut dicegah agar kewibawaan TNI, khususnya Angkatan Darat tidak tercoreng.


Tidak saja itu, operasi juga diarahkan untuk menemukan senjata api illegal yang dapat membahayakan masyarakat dan negara. "Pemeriksaan terhadap kendaraan angkutan umum juga kami lakukan mengingat Kabupaten Jembrana merupakan daerah lintasan dari pulau Jawa menuju Bali, dan sebaliknya. Oleh sebab itu, tidak metutup kemungkinan adanya orang-orang yang mengancam keselematan negara khusunya Bali yang melintas melalui Jembrana", tegasnya.

Dari hasil razia yang digelar, tidak ditemukan adanya anggota TNI yang melanggar. Justru kedapatan ada beberapa warga sipil yang terjaring karena menggunakan atribut militer diantaranya memakai jaket loreng TNI dan menempel stiker militer pada kendaraannya, langsung diminta untuk melepasnya. Adapun pelanggaran terhadap lalu lintas umum, diantaranya 5 pelanggaran tanpa SIM dan 2 pengendara sepeda motor tanpa mengenakan helm langsung ditilang oleh Satlantas Polres Jembrana yang tergabung dalam operasi. (JMS)

Selasa, 27 September 2016

TMMD, Azas Kebhinekaan Mampu Tangkal Proxy War


Pekutatan (Wisma Berita)

Upaya bela negara bukan saja menjadi tugas dan tanggung jawab TNI melainkan seluruh rakyat Indonesia termasuk warga masyarakat Jembrana guna menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah. Demikian materi yang sampaikan oleh Pasi Intel Kodim 1617/Jembrana, I Nyoman Gede Andika atas seizin Dandim 1617/Jembrana Letkol Kav Hendra Ferdinandus dalam penyuluhan yang merupakan sasaran non fisik TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana oleh Kodim 1617/Jembrana. "Seluruh warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara, karena Negara Indonesia adalah milik seluruh rakyat Indonesia", tegasnya.

Lebih lanjut, dalam kegiatan penyuluhan yang digelar di Balai Banjar Sari, Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Selasa (27/9/16) malam yang diantaranya dihadiri oleh Babinsa Gumbrih Serda I Nyoman Gede Rosadi, Bhabinkamtibmas Gumbrih Bripka I Wayan Suarja, Kepala Dusun Serong I Gede Wirata Ardiasa dan Kelian Adat Banjar Sari I Wayan Suwedra serta masyarakat Dusun Serong berjumlah keseluruhan sekitar 70 orang tersebut, Pasi Intel Kodim 1617/Jembrana, I Nyoman Gede Andika menjelaskan dimana dalam kehidupan sehari-hari, rasa cinta tanah air dalam upaya membela negara ini dapat diwujudkan dengan saling mencintai sesama warga bangsa, aktif dalam kegiatan Siskamling, menjaga dan memelihara lingkungan hidup serta mengharumkan nama Bangsa. Sebab di era globalisasi ini, upaya-upaya penjajahan juga telah berkembang dan dilakukan dengan cara modern, diantaranya disinyalir dengan menggunakan sistem Proxy War.

"Proxy War merupakan kegiatan perang urat syaraf yang dicetuskan oleh negara-negara kuat dalam melakukan penjajahan terhadap negara lain tanpa perlu terlibat didalamnya, hingga hal ini merupakan ancaman nyata bagi bangsa kita kedepan. Penerapan Proxy War misalnya dilakukan dengan cara menebar kebencian menggunakan opini yang didesain sedemikan rupa sehingga masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan bertengkar, bersikap anarkis dan sulit bersatu serta meniru budaya asing yang negatif seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas serta penerapan gaya hidup mewah dan lain-lain", jelasnya.

Dikatakan, cara paling efektif guna menangkal Proxy War berkembang di negara Indonesia adalah dengan mengedepankan azas kebhenekaan sebagai satu kekuatan yang didasari keseimbangan dan keharmonisan.

Selain itu, salah satu wujud peran serta dalam usaha pembelaan negara adalah melalui Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Pada pengertiannya, Sishankamrata adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta artinya sistem ini melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya. Seyogyanya, sistem ini dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman yang tidak hanya bersifat fisik tetapi juga mental, sosial dan budaya, imbuh Pasi Intel Kodim 1617/Jembrana I Nyoman Gede Andika. (JMS)

Sinergisitas Pengamanan Wilayah, Dandim Kunjungi Pos Polisi Militer


Gilimanuk (Wisma Berita)

Pos Polisi Militer yang berlokasi di area Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana yang merupakan Satuan Jajaran Subdenpom IX/3-2 Negara, Selasa (27/9/16/) pagi mendapat kunjungan kerja dari Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Hendra Ferdinandus.

Kunjungan kerja Dandim yang juga dihadiri Danramil 1617-03/Melaya, Kapten Inf Adwan tersebut digelar adalah dalam rangka tatap muka dan koordinasi bersama anggota Jajaran Kodim 1617/Jembrana serta Pos Bekangdam IX/Udayana bertugas di wilayah Pelabuhan Gilimanuk.

"Selalu tingkatkan peran komunikasi dan koordinasi antar aparat terkait, sesuai tupoksi masing masing", harap Dandim 1617/Jembrana kepada seluruh anggota.


Dalam kesempatan itu, Dandim  Hendra juga memerintahkan kepada para Babinsa dapat secara maksimal memantau perkembangan situasi yang terjadi dan bergabung dalam setiap pelaksanaan razia yang digelar aparat keamanan terkait. "Seluruh anggota yang berdinas di lapangan harus dapat mengantisipasi dan menganalisa segala kemungkinan yang akan terjadi terkait dengan keamanan wilayah. Maksimalkan upaya deteksi dini dan cegah dini dengan lebih aktif melaksanakan sambang pesisir khususnya jalur-jalur tikus, jika ada yang dicurigai segera dilaporkan dan diantisipasi", perintah Dandim.

Kepada para anggota yang bertugas di lapangan diantaranya anggota Koramil 1617-03/Melaya di bawah pimpinan Danramil 1617-03/Melaya, Kapten Inf Adwan juga anggota Pos dari Bekangdam IX/Udayana termasuk anggota Pos dari Subdenpom IX/3-2 Negara di bawah pimpinan Dansubdenpom IX/3-2 Negara, Lettu CPM I Gusti Nyoman Wiranata, Dandim meminta agar membuat grafik manives kendaraan yang masuk ke Bali. "Dengan begitu, kita dapat lebih maksimal memperkuat jajaran keamanan khususnya Polri dalam melaksanakan pemeriksaan, baik terhadap orang, barang dan kendaraan guna mengantisipasi masuknya jaringan teroris ataupun pelaku kejahatan lainnya ke wilayah Bali melalui pelabuhan Gilimanuk", kata Dandim. Di samping itu, pihaknya juga akan memaksimalkan pengawasan terhadap pelabuhan-pelabuhan tradisional yang ada di wilayah pesisir Kabupaten Jembrana yang disinyalir dapat saja digunakan sebagai jalur penyusupan oleh para pelaku kejahatan.

Mengakhiri kegiatan, Dandim Hendra tak lupa berpesan kepada anggota untuk selalu berdoa dan menjaga faktor keamanan baik personel maupun materill dalam setiap melaksanakan dinas. (JMS)

Senin, 26 September 2016

Banyaknya Pertanyaan, Pertanda Kegiatan Sasaran Non Fisik TMMD Disimak Peserta Dengan Seksama


Jembrana (Wisma Berita)

HIV adalah virus menular yang dapat menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga membuat kita tidak bisa bertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang tubuh, hingga sampai dengan saat ini telah banyak sekali merunggut korban jiwa. Itulah salah satu penyampaian materi penyuluhan yang merupakan sasaran kegiatan non fisik dari TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digelar oleh Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana.

Bila sistem kekebalan tubuh kita sudah rusak atau lemah, maka dengan mudah kita akan terserang oleh berbagai penyakit yang ada di sekitar kita seperti TBC, Diare, Sakit Kulit dan lain-lain, demikian lebih lanjut diterangkan oleh penyuluh dari Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana. "HIV belum bisa disembuhkan dan sampai saat ini baru ditemukan obat yang bisa digunakan hanya untuk memperlambat perkembangan penyakitnya saja sehingga penderitanya bisa menjalani hidup dengan normal lama dari seharusnya. Dengan diagnosis HIV dini dan penanganan yang efektif, pengidap HIV tidak akan berubah menjadi AIDS yang merupakan stadium akhhir dari infeksi virus HIV", jelasnya.

Dalam penyuluhan yang digelar Sabtu (26/9/16) malam di Balai Dusun Rukun, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, yang diantaranya dihadiri oleh Danramil 1617-04/Pekutatan Kapten Inf Supena selaku Komandan SSK TMMD Kodim 1617/Jembrana, Babinsa Gumbrih Serda I Nyoman Gede Rosadi, Bhabinkamtibmas Desa Gumbrih Bripka I Wayan Suarja, Kepala Desa Gumbrih I Ketut Nurjana dan masyarakat Desa Gumbrih yang berjumlah keseluruhan sekitar 70 orang tersebut, juga diberikan materi tentang penyakit paru-paru oleh Dr. Sukma dari Puskesmas Pembantu Desa Gumbrih.

Dari pantauan di lokasi, melihat banyaknya pertanyaan yang dilontarkan dalam setiap materi, menandakan bahwa penyuluhan tersebut adalah disimak dengan sangat seksama oleh para peserta. (JMS)

Apkam Gabungan Sasar Hiburan Malam


Jembrana (Wisma Berita)

Beberapa tempat hiburan malam yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, Jumat (23/9/16) malam dirazia jajaran Subdenpom IX/3-2 Negara.

Razia yang juga melibatkan Jajaran Propam Polres, Proovost serta Unit Intel Kodim 1617/Jembrana dan Satpol PP Pemkab Jembrana dipimpin Komandan Sub Denpom IX/3-2 Negara, Lettu CPM I Gusti Nyoman Wiranata ini menyasar anggota TNI yang melanggar disiplin.

Di beberapa tempat hiburan malam yang disasar, petugas langsung memeriksa pengunjung satu per satu, hingga tempat hiburan yang sebelumnya remang-remang seketika terang dan suara dentuman lagu berganti pengumuman terkait razia tersebut. Disana para pengunjung yang diantaranya sudah terpengaruh minuman beralkohol sempat terkejut mendapati sejumlah petugas datang.

Selain ke meja pengunjung, petugas juga memeriksa sekitar kafe hingga di belakang.


Dari empat kafe di sekitar Kota Negara, Kabupaten Jembrana tidak didapati anggota TNI. Namun, sejumlah pengunjung dan pelayan kafe yang tidak dapat menunjukkan identitas diri didata oleh Satpol PP Pemkab Jembrana.

"Razia dari Subdenpom ini merupakan upaya pengawasan anggota TNI yang melakukan pelanggaran disiplin. Selama seminggu operasi ini lebih ditekankan dalam Pekan Disiplin TNI menjelang HUT TNI", jelas Komandan Subenpom IX/3-2 Negara, Lettu CPM I Gusti Nyoman Wiranata.

Dijelaskan juga, razia ini merupakan rangkaian kegiatan Pekan Disiplin TNI. Adapun sasaran utamanya adalah anggota yang melakukan pelanggaran disiplin, seperti yang masuk ke tempat hiburan malam, terlibat narkoba dan asusila juga kemungkinan penyalahgunaan senjata api, amunisi, perkelahian antar anggota TNI, kesatuan lain dan masyarakat.

Razia juga dilakukan di jalan raya, untuk mencegah penyalahgunaan Nomor register TNI (Plat Dinas). Pemeriksaan disini meliputi kelengkapan berkendara pada anggota TNI (KTA, SIM, STNK dan surat ijin keluar markas).

"Berikut, untuk penindakan pelanggaran akan dilaporkan kepada masing-masing Komandan Satuannya", imbuh Komandan Subdenpom IX/3-2 Negara, Lettu CPM I Gusti Nyoman Wiranata. (JMS)

Selain Bangun Jembatan, Satgas TMMD Juga Bedah Rumah Warga Kurang Mampu


Jembrana (Wisma Berita)

Di samping pembangunan jembatan dan pembuatan badan jalan sepanjang 200 meter, yang merupakan sasaran pokok dari TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, hari ini Senin (26//9/16) Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana juga melakukan bedah rumah milik I Wayan Sudarmawan (46), salah seorang warga setempat yang kurang mampu.

Dari pantauan di lokasi, tampak beberapa anggota TNI dari Kesatuan Kodim 1617/Jembrana yang tergabung dalam Satgas TMMD tersebut bersama warga fokus melakukan perbaikan total terhadap rumah tersebut.

Mulainya pengerjaan bedah rumah yang merupakan salah satu sasaran fisik dari pelaksanaan TMMD itu langsung dikunjungi Dandim 1617/Jembrana (Letkol Kav Hendra Ferdinandus). "Pengerjaan bedah rumah ini merupakan sasaran fisik tambahan dari TMMD yang nantinya akan dilakukan terhadap dua warga kurang mampu, dimana hari ini salah satunya mulai dikerjakan dan harus kelar seiring dengan berakhirnya kegiatan TMMD termasuk jambanisasi sebanyak 10 unit", jelas Dandim 1617/Jembrana.


Dandim 1617/Jembrana menambahkan, kegiatan ini juga diharapkan dapat semakin mempererat jalinan hubungan tali kasih dan komunikasi sosial dengan masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa tugas pokok TNI selain perang, salah satunya adalah pembinaan teritorial hingga Kodim 1617/Jembrana akan senantiasa siap mendukung tugas Pokok TNI dimaksud dengan selalu siap membantu mengatasi kesulitan rakyat dan selalu siap berada di tengah-tengah masyarakat di wilayah binaannya, sehingga sasaran tugas pokok pembinaan teritorial ini secara umum bisa tercapai sesuai harapan.

Sementara pemilik rumah mengaku sangat bersyukur atas bedah rumah itu. "Kami sangat bahagia dan senang sekali bapak TNI membangunkan rumah baru untuk saya dan anak-anak tanpa harus mengeluarkan uang sepersenpun, terima kasih pak Tentara”, ujar I Wayan Sudarmawan. (JMS)

Sejarah Singkat Pura Tirtha Dang Kahyangan Rambut Siwi


Oleh :
JRO MANGKU SUARDANA
Pasraman Sesepuh

Om Swastyastu,

         Pura Tirtha Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi adalah merupakan salah satu pura (perahyangan) yang ada di kawasan Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi yang berlokasi di Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali dimana sejarah berdirinya berkaitan erat dengan kisah perjalanan (napak tilas) dari Dang Hyang Nirartha yang di Bali lebih dikenal dengan nama Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh artinya "seorang Pendeta Sakti yang baru tiba".

Dalam kitab Dwijendra Tatwa diuraikan bahwa, pada sekira abad ke 16 Masehi, setelah beberapa lama tinggal di Gelgel suatu hari kemudian Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh ingin menjelajahi (napak tilas) alam Bali, dimana keinginan tersebut disampaikan kepada Dalem (raja) dan Dalem selanjutnya mengijinkan atas keinginan beliau.

Dalam napak tilas Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh, dikisahkan mula-mula beliau menuju daerah Barat pulau Bali yang sekarang bernama Jembrana lalu berbelok ke Selatan dan berbalik ke Timur menyusuri pantai hingga bertemulah dengan seorang Penjaga yang sedang duduk pada sebuah pura.

Setelah Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh dekat, dengan cepat Penjaga itu menghampiri sang Pendeta dan berkata :

"Wahai sang Pendeta, dari mana dan hendak kemanakah tujuan sang Pendeta saat ini !? Janganlah tergesa-gesa, sebaiknya berhenti sebentar di sini, saya mempermaklumkan bahwa di sini ada sebuah pura (perahnyangan) yang sangat angker dan keramat sebagai tempat kami bersembahyang. Barang siapa lalu di sini tidak menyembah, tentu nanti akan diterkam harimau dan sebagainya (maksudnya adalah mendapatkan marabahaya). Maka dari itu, bersembahyanglah dulu di sini demi keselamatan sang Pendeta !!". Demikian ucapan sang Penjaga seraya menghambat perjalanan sang Pendeta.

Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh kemudian menjawab : "Jika demikian adanya, maka baiklah dan antarkanlah saya masuk ke dalam pura untuk menyembah !!".

Sang Pendeta diantar masuk ke dalam pura dan setiba di hadapan sebuah bangunan Palinggih, sang Pendeta lalu duduk bersila melalukan yoga, di sana beliau mengheningkan cipta dengan memandang ujung hidung (Angranasika), menunggalkan jiwatman (Bayu, Sabdha dan Idep) kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Ketika beliau sedang asik melakukan yoga, tiba-tiba robohlan bangunan Pelinggih yang ada di hadapan beliau dan hal itu disaksikan nyata oleh sang Penjaga lalu menangis seraya memohon ampun kepada sang Pendeta.

Sang Penjaga berkata : "Ampunilah hamba wahai sang Pendeta, kami telah berbuat kesalahan karena memaksa sang Pendeta untuk menyembah di sini".

Mendengar permohonan maaf dengan kesungguhan hati dari sang Penjaga, lalu sang Pendeta berbelaskasihan, di sana dengan segenap kesaktian (kawisesan) beliau kemudian kembali beryoga dan dalam sekejap bangunan yang semula roboh berdiri kembali menjadi utuh. Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh selanjutnya melepas gelung rambut beliau sehingga rambut beliau menjadi terurai dan seraya mencabut sehelai rambut, beliau berkata : "Wahai engkau sang Penjaga, terimalah sehelai rambut saya lalu simpanlah (siwi) untuk mengenangkan kejadian ini dan bersembahyanglah kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar senantiasa memperoleh kedamaian, keselamatan serta kesejahteraan". Hingga sejak itulah, pura ini dinamakan Pura Duhur Rambut Siwi yang kemudian berkembang (setelah di-purana-kan) karena sejarah berdirinya erat berkaitan dengan kisah perjalanan (napak tilas) Dang Hyang Nirartha menjadi Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi artinya sebuah pura yang luhur atau duhur sama dengan tinggi (agung) merupakan tempat disimpannya sehelai rambut dari Dang Hyang Nirartha (Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh) dan kemudian setiap 6 (enam) bulan sekali dilaksanakan persembahyangan bersama oleh seluruh umat beragama Hindu atau yang dikenal dengan istilah Pujawali (Piodalan) tepatnya setiap hari Rabu panca wara Umanis wuku Perang Bakat.

Atas kejadian itu, informasi tentang keberadaan Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh yang memiliki kemampuan sepiritual sangat tinggi dengan cepat menyebar kepada seluruh warga, sehingga banyak warga yang datang menghadap sang Pendeta untuk memohon bimbingan sepiritual, ada pula yang memohon kesembuhan, anugerah kesejahteraan, dan sebagainya hingga membuat sang Pendeta berkenan menunda keberangkatan dalam melanjutkan perjalanan (napak tilas) beliau.

Di sana sang Pendeta memberikan bimbingan sepiritual kepada seluruh warga yang datang dan memohon, mengajarkan tuntunan agama terutama ajaran bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kepada Dewa-Dewi atau Bhatara-Bhatari sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi, juga bhakti kepada Leluhur, dan sebagainya agar memperoleh kedamaian, keselamatan serta kesejahteraan hidup secara lahir maupun bhatin.

Hingga esok paginya, saat sang surya (matahari) mulai memancarkan cahayanya ke seluruh persadha, setelah selesai melaksanakan sembahyang (Surya Sewana), sang Pendeta memercikkan Tirtha yang dibuat dari sumber air yang mengalir dari sebuah goa yang ada di kawasan tersebut (sekarang Pura Tirtha), selanjutnya sang Pendeta berpamit kepada segenap warga yang telah tercerahkan, kemudian Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh melanjutkan perjalanan (napak tilas) beliau.

Berangkat dari legenda itulah, hingga sekarang Pura Tirtha yang merupakan salah satu dari Perahyangan di Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi diyakini menjadi tempat suci (stana) untuk memuja kemahakuasaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Dewa Wisnu (Dewa Air) serta menjadi tempat suci untuk memohon anugerah bimbingan sepiritual dari alam Niskala (gaib) kepada Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh, memohon kesejahteraan, kesembuhan, memohon Pangelukatan (ritual pembersihan badan atau Bhuana Alit dengan sarana Tirtha) dan sebagainya.

Pura ini disebut juga dengan Pura Goa Tirtha karena dalam Pura Tirtha ini memang terdapat sebuah goa sebagai tempat mengalirnya air suci (tirtha) dimaksud yang berada di kawasan Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi dan tidak pernah kering atau berhenti mengalir meski di saat musim kemarau sekalipun.

Pura Tirtha Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi terbagi atas 3 (tiga) halaman (Tri Mandala), yakni :

1. Halaman Utama disebut Utama Mandala, adalah berada dalam goa yang kira-kira lokasinya tepat di bawah Pura Luhur Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi terdapat alur seperti sebuah perempatan (Catus Pata) yang masing-masing alurnya laksana tanpa ujung karena hingga saat ini tidak ada seorangpun yang mengetahui ujung atau akhir dari masing-masing alur goa ini. Sehingga, secara alam Niskala (gaibnya) umat meyakini bahwa alur goa yang mengarah ke Timur Laut berujung ke Pura Besakih di Gunung Agung, itu sebabnya keberadaan Pura Luhur juga diyakini sebagai pengayatan ke Pura Besakih, sedangkan alur goa yang mengarah ke Barat Laut diyakini berujung ke Pura Melanting di Pulaki sehingga di Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi ada pengayatan Pura Melanting dan alur goa yang mengarah ke Tenggara diyakini berujung ke Pura Dalem Ped di Nusa Penida sehingga di Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi ada pengayatan Pura Dalem Ped, sementara alur goa yang mengarah ke Barat Daya sebagai ke pintu keluar goa yang mengarah ke Laut (Segara) diyakini umat sebagai pengayatan ke setiap pura yang ada di luar pulau Bali seperti Pura Blambangan, Pura Alas Purwa, Pura Semeru Agung dan seterusnya.

2. Halaman Tengah disebut Madya Mandala, dimana pada halaman ini terdapat beberapa Palinggih dan Archa, diantaranya :

a. Sebuah palinggih Piasan adalah difungsikan sebagai stana Pralingga dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan YME) dalam manifestasi sebagai Dewa Wisnu.

b. Dua buah palinggih Padma sebagai simbol Pralingga Purusha - Perdhana (Kiwa - Tengen) yakni berlakunya hukum keseimbangan alam (Rwa Bhineda).

c. Keberadaan dua buah Archa diantaranya, Archa Ida Pedanda Wawu Rawuh dan Archa Ida Pedanda Istri Sri Patni Kaniten ialah Sakti dari Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh, guna mengenangkan jasa-jasa suci beliau sebagai cikal bakal Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi.

d. Archa naga cobra berkepala tiga sebagai simbol bahwa kesatuan semesta ini sesungguhnya terbagi atas tiga tingkatan alam disebut Tri Loka, yakni alam Bhur Loka adalah alam para Bhuta Kala, alam Bwah Loka adalah alam Manusia, Hewan serta Tumbuhan (Bumi) dan alam Swah merupakan alam para Dewa sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Wdhi Wasa.

e. Archa Dewa Siwa sebagai simbol Siwaisme.

f. Dua buah Archa Macan (Harimau) yakni Macan Petak (Putih) dan Macan Gading (Orange) merupakan simbul Ancangan (Parewangan).

g. Balai Pengastawa adalah berfungsi sebagai tempat Pemangku dalam memimpin persembahyangan umat.

3. Halaman Luar disebut Pratama Mandala, terdapat sebuah Palinggih berupa Padma sebagai pengayatan ke Daleming Segara (Laut).

Sebelumnya di tempat suci ini belumlah seperti sekarang, dimana keberadaan air suci yang mengalir secara terus-menerus tanpa pernah mengering meski di saat musim kemarau sekalipun pada tempat suci ini hanya dimanfaatkan untuk membasuh diri oleh warga sekitar setelah mandi di pantai. Berikut adanya kepedulian banyak warga, lalu diwujudkanlah tempat suci ini menjadi sebuah pura (perahyangan) dan seiring penataan Kapengemponan di Pura Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi, bersama harapan agar adanya orang yang disucikan sebagai penuntun umat dalam melaksanakan persembahyangan, baru kemudian sejak tahun 1990 dinobatkan seorang warga Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali bernama Jro Mangku Waniya sebagai pemimpin (Manggala) persembahyangan atau Pemangku pertama, selanjutnya diteruskan putra sulung beliau yang bernama Jro Mangku Suardana dinobatkan sejak tahun 2016 sebagai Pemangku kedua di Pura Tirtha Dang Kahyangan Luhur Rambut Siwi. (!)

Om Santih, Santih, Santih Om

Minggu, 25 September 2016

TMMD Perkuat Hubungan Antara Masyarakat Dengan TNI & Polri


Jembrana (Wisma Berita)

Kegiatan TMMD ke-97 yang digelar oleh Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, merupakan suatu kegiatan yang dapat semakin memperkuat hubungan antara masyarakat dengan TNI & Polri dalam membangun negara.

"Kami berharap, sebagian masyarakat yang dahulunya sungkan bergaul dengan TNI & Polri sekarang bisa lebih terbuka dan secara bersama-sama melaksanakan pembangunan," terang Bhabinkamtibmas Desa Pengeragoan, Aiptu I Gusti Suartama dari kesatuan Polsek Pekutatan yang juga tergabung dalam Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana.

Hal senada juga diungkapkan Babinsa Gumbrih, Serda I Nyoman Adi Rosadi dari kesatuan Koramil 1617-04/Pekutatan, dimana selama kegiatan TMMD berlangsung prajurit harus menempati rumah warga dan menjadikan pemilik rumah yang dihuni sebagai orang tua asuh serta menganggap seperti rumah sendiri. Hal tersebut adalah bertujuan agar prajurit ikut merasakan kebersamaan, suka dan duka sebagai layaknya sebuah keluarga. "Bahkan uang makan juga kita diserahkan kepada tuan rumah diperuntukkan keperluan memasak sehari-hari, dimana dalam satu rumah setidaknya tinggal empat sampai lima orang prajurit," terangnya.

Sementara itu, Dandim 1617/Jembrana (Letkol Kav Ferdinandus) menjelaskan, selama kegiatan TMMD diperkirakan ada 150 personel yang terlibat, mereka terdiri dari berbagai instansi, seperti TNI, Polri dan Pemkab Jembrana serta masyarakat sekitar. Dandim berharap TMMD yang digelar dapat menumbuhkembangkan rasa cinta Tanah Air melalui prajurit TNI kepada masyarakat selama kegiatan berlangsung.

"Selama sebulan penuh prajurit akan menetap di rumah barunya, dari sana kami berharap terjalin hubungan emosional yang baik sehingga rasa cinta tanah air yang kuat pada jiwa prajurit serta dapat ditiru oleh pemilik rumah dan keluarganya, bukan saja hanya sebatas di rumah keluarga yang prajurit tempati, akan tetapi juga disebarluaskan ke masyarakat lain", jelas Dandim 1617/Jembrana.

"Terlebih sekarang dihadapkan dengan berbagai situasi, dimana paham dan aliran yang tidak jelas asal-usulnya mulai mempengaruhi berbagai kalangan, meskipun tidak terdeteksi di Kabupaten Jembrana ini, minimal melalui TMMD hal itu bisa diantisipasi," imbuhnya.

Sejak dibukanya TMMD melalui upacara resmi yang dipimpin Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, pada 20 September 2016 yang dihadiri Kasdam IX Udayana, Brigjen TNI Stefhanus Tri Mulyono, Wakil Asisten Operasi Kodam IX Udayana Letkol Inf. Sansan Iskandar termasuk para  Dandim se-Bali, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah  Kabupaten Jembrana, para tokoh agama, tokoh adat tokoh masyarakat serta para tokoh pemuda se-Kabupaten Jembrana, dengan sasaran fisik TMMD yakni pembangunan jembatan sepanjang 20 meter dengan lebar 3,5 meter dan tinggi 5 untuk menghubungkan jalan dari Dusun Serong, Desa Gumbrih menuju Dusun Pengeragoan Dauh Tukad, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, juga dilakukan beberapa kegiatan fisik lainnya berupa pembuatan badan jalan, bedah rumah dan jambanisasi. Untuk badan jalan dikerjakan sepanjang 200 meter dengan lebar 6 meter, sedangkan untuk bedah rumah sebanyak 2 unit dan jambanisasi sebanyak 10 unit.

Bukan hanya itu, kegiatan TMMD juga dibarengi dengan penyelenggaraan sasaran non fisik yang dilakukan melalui metode penyuluhan berbagai materi dengan melibatkan berbagai unsur serta lembaga, seperti bidang Hukum dan Narkoba dari Polres Jembrana, bidang Pertanian, Kesehatan, Wasbang dan Cinta Tanah Air serta penyuluhan-penyuluhan lainnya dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemkab Jembrana terkait dengan Hak dan Kewajiban WNI dan Administrasi Kependudukan.

Adapun lama kegiatan TMMD tersebut, adalah dimulai sejak 20 September sampai 19 Oktober 2016 dengan total dana berupa hibah dari Pemkab Jembrana sebesar Rp. 1 milyar. (JMS)

Masyarakat Banyak Belajar Konstruksi Dari TMMD



Jembrana (Wisma Berita)

Sejumlah warga di lokasi TMMD ke-97 yang digelar oleh Satgas TMMD Kodim 1617/Jembrana di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Minggu (25/9/16) mengaku sangat antusias bergabung bersama TNI dalam pengerjaan sasaran fisik TMMD yakni pembangunan jembatan sepanjang 20 meter dengan lebar 3,5 meter dan tinggi 5 untuk menghubungkan jalan dari Dusun Serong, Desa Gumbrih menuju Dusun Pengeragoan Dauh Tukad, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana.

Salah seorang warga Dusun Serong, I Gede Wirata (47) mengaku sangat senang adanya TMMD tersebut. "Saya senang sekali bisa bergabung TNI dalam membuat jembatan ini. Di samping sasaran TMMD ini adalah untuk kepentingan masyarakat, karena warga yang dalam keseharian adalah mayoritas berfrofesi sebagai tukang bangunan merasa dapat belajar banyak khususnya tentang cara pembuatan kontruksi bagunan", jelas I Wayan Wirata.


Berikut warga lainnya, I Made Sugiarta (44) menjelaskan, dulu warga yang mau bekerja ke sawah atau ladang termasuk anak-anak ketika hendak berangkat dan pulang sekolah harus menyebrang dengan cara menyusuri sungai yang saat ini menjadi sasaran TMMD karena sebelumnya memang tidak ada jembatan. "Kasihan anak-anak harus batal ke sekolah untuk belajar jika terjadi banjir di sungai, disini saya merasa sangat senang karena dengan TMMD ini digelar, berarti TNI diantaranya sudah berperan dalam menyelamatkan generasi bangsa", jelas I Made Sugiarta seraya berharap sasaran TMMD dapat segera rampung.

Sementara itu, Peltu I Ketut Sarma, anggota Kodim 1617/Jembrana selaku Kepala Pelaksana Kegiatan TMMD tersebut mengatakan awalnya mendapatkan pengetahuan prakstis tentang pembuatan jembatan adalah saat dahulu menempuh Pendidikan Militer. "Pengetahuan yang saya miliki selanjutnya saya kembangkan terus dengan banyak membaca buku-buku tentang cara pembuatan jembatan sebagai referensi", jelasnya. Pengalaman, itulah yang kemudian mematangkan Peltu I Ketut Sarma dalam membuat jembatan. Hingga saat ini, Peltu I Ketut Sarma mengaku telah merampungkan sebanyak lima jembatan dengan hasil teruji di Kabupaten Jembrana yang digelar melalui program TMMD oleh Kodim 1617/Jembrana. (JMS)

Sabtu, 24 September 2016

Tomas Harap TMMD Dapat Menjadi Pemicu Tumbuhkan Kembali Kesadaran Warga Dalam Membangun Desa


Jembrana (Wisma Berita)

Sejumlah tokoh masyarakat setempat berharap, pelaksanaan TMMD ke-97 tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang dilaksanakan oleh Kodim 1617/Jembrana, kedepannya dapat menjadi contoh atau pemicu dalam menumbuhkan kembali akan kesadaran dan semangat gotong-royong pada warga dalam membangun desa selanjutnya pada sektor lain.

Kepala Desa Gumbrih (I Ketut Nurjana) Sabtu (24/9/16) sore mengatakan, bahwa pihaknya sangat menyambut baik pelaksanaan TMMD terutama pada sasaran fisik yakni pembangunan jembatan sepanjang 20 meter dengan lebar 3,5 meter dan tinggi 5 untuk menghubungkan jalan dari Dusun Serong, Desa Gumbrih menuju Dusun Pengeragoan Dauh Tukad, Desa Pengeragoan ini, demikian juga terhadap sasaran non fisik yang diisi dengan berbagai penyuluhan terhadap warga. "Saya senantiasa berpesan kepada warga agar tidak masa bodoh, kita malu kepada TNI, karena apa yang mereka laksanakan tiap hari ini adalah untuk membantu masyarakat", ucapnya. Namun demikian, warga juga diharapkan bisa mengatur waktu seperti misalnya bisa sambil ke sawah atau ladang serta menunaikan kewajiban lain di samping kegiatan TMMD.

Sementara di sela-sela kegiatan, tampak hadir Dandim 1617/Jembrana (Letkol Kav Hendra Ferdinandus). Selain untuk melihat langsung pengerjaan TMMD, Dandim juga ingin memberikan semangat kepada seluruh pelaksana TMMD.

Di lokasi TMMD, Dandim menyampaikan bahwa sasaran TMMD yang dibuat harus berkualitas dan tidak asal-asalan sehingga daya pakainya lama. "Hal terpenting adalah, masyarakat nantinya harus bisa merawat hasil dari TMMD ini, karena sedikit saja terjadi kerusakan apabila dibiarkan akan menimbulkan kerusakan yang besar, sehingga butuh kepedulian masyarakat untuk merawatnya," jelas Dandim.


Dandim 1617/Jembrana juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan prajurit yang telah begitu bersemangat dalam melaksanakan kegiatan TMMD ke-97. Pihaknya beharap, semua program TMMD baik yang bersifat fisik ataupun non fisik tersebut bisa terselesaikan dengan maksimal sesuai waktu yang telah direncanakan.

Dandim berpesan, agar para anggotanya selalu memperhatikan faktor keamanan dalam setiap kegiatan dan bisa memaksimalkan tugas serta senantiasa dapat memelihara komunikasi maupun koordinasi dengan masyarakat. Dandim juga memerintahkan, dalam pelaksanaan kegiatan TMMD hendaknya juga memperhatikan kebutuhan masyarakat, sehingga waktunya tidak berbenturan dengan kegiatan sehari-hari.


Di lain sisi, Danramil 1617-04/Pekutatan (Kapten Inf Supena) selaku Komandan SSK TMMD mengaku bersyukur walaupun di lokasi kembali diguyur hujan namun pengerjaan TMMD pada H+5 hari ini baik pada sasaran fisik maupun non fisik dapat mencapai target sesuai jadwal yakni 25% dari total target dan hal yang paling penting adalah seluruh pelaksana TMMD senantiasa masih diberikan kesehatan serta aman dalam setiap pelaksanaan kegiatan. (JMS)

Diduga Konsleting Listrik, Rumah Warga Terbakar


Jembrana (Wisma Berita)

Lantaran kosong ditinggal pemilik, sebuah rumah permanen berukuran 9X10 meter milik seorang warga bernama  Eri Sumolang (63) di Dusun Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Sabtu (24/9/16) sore tiba-tiba terbakar.

Saksi bernama Yoan (46) yang merupakan adik korban, saat pulang dari mencari rumput ternak sapi, tiba-tiba melihat asap sudah mengepul keluar dari dalam rumah. "Melihat ada asap mengepul dari dalam rumah, saya langsung membuka pintu dan melihat kompor gas, magicom dan tempat CD kaset dan blander yang berada di pojok dalam rumah sudah terbakar", terang Yoan.

Saksi selanjutnya berteriak meminta tolong, disusul kedatangan warga sekitar membantu memadamkan api.

Belum diketahui penyebab kebakaran secara pasti, namun dari hasil penyelidikan yang dilakukan Satreskrim Polres Jembrana juga dihadiri Babinsa Pengambengan dari Kodim 1617-01/Jembrana bahwa kebakaran diduga akibat konsleting listrik.

Adapun barang-barang yang hangus terbakar diantaranya tempat CD kaset beserta kasetnya, magicom, kompor gas, blander dan satu buah daun jendela termasuk bagian tengah bangunan rumah. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Berselang 30 menit setelah kebakaran, api dapat dipadamkan oleh petugas dengan mengerahkan sebanyak 2 unit mobil Damkar dan 1 unit mobil Tanki Air milik Pemkab Jembrana dibantu warga sekitar. (JMS)

Banyak Fasilitas Tidak Layak, Dandim Berencana Perbaiki Gedung Sekolah TK



Jembrana (Wisma Berita)

Sekolah TK Kartika VII-15 Cabang VII IX/Udayana yang berkedudukan di Jln. Gelatik, No. 13, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Sabtu (24/9/16) siang mendapatkan kunjungan Dandim 1617/Jembrana (Letkol Kav Hendra Ferdinandus) beserta rombongan.

Kedatangan Dandim 1617/Jembrana beserta rombongan diantaranya Pasilog Kodim 1617/ Jembrana (Kapten CHB H. Karyanto) dan Pasipers Kodim 1617/ Jembrana (Kapten Inf Agus Muhid) didampingi Ketua Persit Cabang XXXVI Kodim 1617/Jembrana, disambut oleh Kepala Sekolah TK Kartika VII-15 Cabang VII IX/Udayana (Inda Wati Dahlan) beserta para guru yang berjumlah sekira 10 orang.

Dalam kunjungannya, Dandim 1617/Jembrana langsung berkeliling meninjau keberadaan sekolah dan memandang perlu dilakukannya beberapa perehaban terhadap sarana sekolah terutama bagian gedung maupun pengadaan fasilitas lainnya. "Kami berencana akan segera memfasilitasi perbaikan terhadap beberapa sarana yang ada di Sekolah TK Kartika VII-15 Cabang VII IX/Udayana ini setelah rampung pelaksanaan TMMD Ke-97 Tahun 2016 di Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang juga digelar oleh SSK TMMD Kodim 1617/Jembrnana", terang Dandim 1617/Jembrana (Letkol Kav Hendra Ferdinandus).

Menurutnya, beberapa fasilitas yang dipandang perlu diadakan perbaikan diantaranya perehaban emperan bagian depan gedung TK, perbaikan paping jalan sepanjang 50 meter menuju areal TK, perbaikan pagar sekolah TK termasuk fasilitas atau sarana lainnya seperti tempat bermain anak-anak TK serta pengadaan pembuatan taman di kiri dan kanan jalan utama masuk TK.

Rencana perehaban terhadap fasilitas TK tersebut akan dilakukan menggunakan anggaran swadaya Kodim 1617/ Jembrana melihat kondisi beberapa fasilitas dimaksud memang sudah banyak yang tidak layak.

Sementara itu, Kepala Sekolah TK Kartika VII-15 Cabang VII IX/Udayana (Inda Wati Dahlan) beserta para guru menyambut baik rencana Dandim 1716/Jembrana dan berharap segera direalisasi sehingga keberadaan sekolah menjadi semakin nyaman dalam kegiatan proses belajar mengajar serta bermain para anak didik di TK Kartika VII-15 Cabang VII IX/Udayana. (JMS)

Jumat, 23 September 2016

Relawan Bersinergi Dengan Jajaran TNI, Polri Dan Pemkab Bantu Bedah Rumah Untuk 2 Nenek Kurang Mampu


Jembrana (Wisma Berita)

Relawan Jembrana yang tergabung dalam Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) membedah gubuk nenek kakak beradik yang kurang mampu Ni Nengah Madri (85) dan Ni Ketut Mandri (80) di Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauh Waru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten.

Peletakan batu pertama dengan upacara ritual ngeruak bedah rumah Nenek Madri dan Mandri dilaksanakan Jumat (23/9/16) pagi dihadiri Lurah Dauh Waru (Ida Bagus Surya Dharma), Sekretaris Camat Jembrana, Babinsa Kodim 1617-01/Negara dan Babinkamibmas Dauh Waru Jembrana serta Kepala Lingkungan Sawe Rangsasa.

Setelah upacara ngeruak, dilanjutkan kerja bhakti pembongkaran gubuk kedua nenek tersebut.

Sekretaris Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) didampingi Koordinator Lapangan KRJ (NP Witari) mengatakan, kegiatan bedah rumah ini merupakan kegiatan spontanitas dan bentuk kepedulian generasi muda/relawan Jembrana pada warga tidak mampu. "Kami bedah rumah secara swadaya dari sumbangan para donatur baik material dan dana. Program bedah rumah sudah beberapa kali dilaksanakan termasuk program membangun jamban/kamar mandi dan dapur," jelasnya.

Pihaknya dalam melakukan kegiatan juga selalu berkoordinasi dengan aparat desa/kelurahan. "Meskipun kami relawan dari pihak independent, namun tetap bersinergi dengan pemerintahan desa/kelurahan, sehingga dalam setiap kegiatan tidak memiliki kepentingan apapun selain misi kemanusiaan dan warga kurang mampu bisa dicarikan solusi/dibantu. Mari kita sama-sama bergandengan tangan karena di lapangan masih banyak warga kurang mampu yang membutuhkan bantuan kita," jelasnya.

Sementara itu Lurah Dauh Waru (Ida Bagus Surya Dharma) mengapresiasi positif kegiatan bedah rumah relawan KRJ tersebut. Pihaknya juga berharap kerjasama semakin ditingkatkan ke depannya. (JMS)

Banjir Sungai Tak Pudarkan Semangat Para Pelaksana TMMD


Jembrana (Wisma Berita)

Hujan deras hingga mengakibatkan terjadinya banjir sungai pada lokasi Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-97 Tahun 2016 di Dusun Serong, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Jumat (23/9/16) sore tak sedikitpun mematahkan semangat para anggota Kodim 1617/Jembrana selaku pelaksana pembuatan jembatan sepanjang 20 meter dengan Lebar 3,5 meter dan tinggi 5 meter untuk menghubungkan jalan dari Dusun Serong, Desa Gumbrih menuju Dusun Pengeragoaan Dauh Tukad, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digarap melalui program TMMD tersebut. 

Cuaca tidak menentu memang sering terjadi di wilayah Kabupaten Jembrana hingga bardampak signifikan terhadap setiap pelaksanan proyek pembangunan. Namun, hal tersebut tidaklah menjadi masalah serius bagi mereka. Kesungguhan para pelaksana TMMD terbukti dari pemasangan struktur jembatan yang tetap kokoh dan tak bergeming walau diterjang derasnya banjir di sungai tersebut. "Jika terjadi hujan deras kami beristirahat menunggu hujan reda, namun ketika cuaca telah kembali mendukung, kami langsung melanjutkan pengerjaan dan hanya beristirahat sesuai jadwal yang telah ditentukan, seperti saat makan siang ataupun waktu bersembahyang, semuanya kami lakukan dengan segenap kemantapan hati dan ikhlas, sebab inilah tugas pokok TNI selain perang, salah satunya bisa mewujudkan pengabdian kepada Bangsa dan Negara melalui pelaksanaan TMMD", terang Sertu I Putu Ariasa salah seorang anggota SSK TMMD yang akrab dipanggil Danru Nyawan.



Dari pantauan di lokasi, ketika hujan mulai reda para pelaksana TMMD tampak dengan sigap bergotong royong membersihkan ranting-ranting dan sampah kiriman banjir sungai yang tersangkut pada setiap tiang pancang struktur jembatan, sebelum mereka kembali melanjutkan pengerjaan sasaran fisik TMMD tersebut.

Sementara itu, Danramil 1617-04/Pekutatan (Kapten Inf Supena) selaku Komandan SSK TMMD menjelaskan bahwa hingga hari ini memasuki H+4 pelaksanaan TMMD telah mencapai target 15% baik pada sasaran fisik yakni pembuatan jembatan maupun sasaran non fisik yang diisi dengan berbagai penyuluhan terhadap masyarakat sekitar. "Walaupun hari ini terjadi hujan sangat deras, namun target dapat terpenuhi sesuai jadwal dan kami berharap kedepan semoga cuaca lebih bersahabat sehingga pelaksanaan TMMD dapat mencapai target 100% dalam waktu yang telah ditentukan", jelasnya. (JMS)

Pesisir Pantai Porak Poranda Akibat Abrasi



Jembrana (Wisma Berita)

Gempuran ganasnya gelombang pasang yang terjadi beberapa hari belakangan ini berdampak signifikan terhadap pesisir pantai Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.

Akibat dari kejadian itu, senderan pengaman pantai yang dibangun kokoh beberapa tahun lalu sepanjang 100 lebih menjadi porak poranda karena diterjang ganasnya obak pantai Yehembang. Bahkan, batu pamor yang dipasang di dekat muara sungai Yehembang juga berserakan dan hanyut terbawa ganasnya ombak.

Kondisi ini menyebabkan bagunan pelinggih pemujaan terhadap Dewa Laut terancam ambruk. Tampak pada bagian bawah pelinggih tersebut telah jebol dengan diameter sekitar 20 meter.

Abrasi yang kian parah tersebut juga mengancam keberadaan Setra (kuburan) Desa Pakraman Yehembang, karena jarak bibir pantai dengan setra tersebut hanya sekitar 10 meter.

Salah seorang warga, I Made Suarma Jumat (23/9/16) mengatakan hal ini harus segera mendapatkan penanganan, sebab jika tidak maka Setra akan tenggelam. Sekarang saja jaraknya tinggal hanya 10 meter dari bibir pantai. Apalagi tanggul pengaman pantai seluruhnya telah jebol. "Gempuran gelombang pasang yang memporak-porandakan pesisir ini terjadi sejak 5 hari lalu. Dimana ketinggian ombak mencapai 5 meter lebih. Bahkan, air laut sampai masuk ke jalan melewati tanggul pengaman pantai," terang I Made Suarma.

Dari hasil konfirmasi, Perbekel Yehembang (I Made Semadi) mengatakan, pihaknya mengaku telah melakukan pengecekan ke lokasi abrasi dan sudah melaporkan kejadian tersebut kepada Pemkab Jembrana serta berharap segera mendapat penanganan lantaran mengancam keberadaan Setra serta belasan rumah penduduk.

Sementara itu, ganasnya gelombang pasang juga memporak-porandakan pesisir pantai Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Di wilayah ini abrasi bahkan terjadi sejak dua tahun belakangan ini, namun bertambah parah sejak 5 hari belakangan ini akibat gelombang tingginya pasang.

"Kami khawatir Setra (kuburan) juga akan tenggelam jika abrasi di wilayah kami tidak segera ditangani," terang Bendesa Pakraman Yehembang Kangin (Ida Bagus Ketut Gunarta). Menurutnya, jarak bibir pantai dengan Setra Yehembang Kangin hanya tersisa sekitar 5 meter. "Kami sebenarnya sejak lama melaporkan hal tersebut kepada Pemkab Jembrana maupun kepada pihak Pemerintah Provinsi (Pemprop) melalui salah seorang anggota DPRD Provinsi, namun hingga kini belum ada penanganan", imbuhnya.

Bukan hanya itu, kondisi senderan yang dibuat sebagai tanggul pengaman Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi juga semakin memperihatinkan. "Jika terus begini, maka cepat atau lambat pelinggih pemujaan terhadap Dewa Laut juga akan ambruk" jelas Jro Mangku Suardana. Salah seorang pemangku di Pura Dangkahyangan Luhur Rambutsiwi ini menambahkan, senderan yang dibuat sebagai tanggul pengaman ini seharusnya dibentengi lagi dengan batu-batu besar sehingga menjadi lebih kuat menahan derasnya gempuran ombak, sebab keberadaannya adalah di pantai selatan yang jelasnya memiliki arus gelombang laut sangat kuat. "Sekira 10 tahun lalu, keberadaan pesisir pantai saat ombak pasang masih berjarak lebih dari 100 meter dari bibir pantai atau keberadaan tanggul saat ini, namun sekarang ketika gelombang pasang bahkan tidak ada jarak lagi sehingga langsung menghantam tanggul, imbuh Jro Mangku Suardana. Menurutnya, hal tersebut adalah dampak dari penambangan pasir laut secara ilegal yang selama ini terus dilakukan dan hingga sekarang belum bisa dihentikan.



Disisi lain, anggota DPRD Jembrana asal Yehembang Kauh (I Wayan Suardika) dikonfirmasi mengaku prihatin dengan kondisi pesisir Desa Yehembang.

Pihaknya meminta abrasi yang parah tersebut segera mendapat penanganan karena mengancam keberadaan satu pura dan dua setra milik dua desa pakraman tersebut bahkan mengancam belasan rumah penduduk. Terkait kejadian tersebut, pihaknya mengaku akan terus memperjuangkan dan mengawal agar abrasi di dua desa itu segera mendapat penanganan. "Ini tidak ada jalan lain dan harus segera mendapat penanganan. Kami minta penanganannya menggunakan anggaran bencana atau dana pemeliharaan jika memungkinkan. Ini tidak bisa ditunda-tunda lagi," tegas Suardika. (JMS)

Masyarakat Sangat Antusias, TMMD Digelar Meliputi Sasaran Fisik Dan Non Fisik


Jembrana (Wisma Berita)

Disamping sasaran secara fisik, kegiatan TMMD Ke-97 di Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana yang digelar oleh Kodim 1617/Jembrana juga meliputi sasaran pembangunan non fisik.

Adapun sasaran pembangunan secara fisik adalah pembuatan jembatan sepanjang 20 meter dengan lebar 3,5 meter dan tinggi 5 meter yang menghubungkan Dusun Serong, Desa Gumbrih dengan Dusun Dauh Pangkung, Desa Pengeragoan Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Selain jembatan, juga dilakukan kegiatan fisik lainnya berupa pembuatan badan jalan, bedah rumah dan jambanisasi serta untuk badan jalan dikerjakan sepanjang 200 meter dengan lebar 6 meter. Sedangkan untuk bedah rumah sebanyak 2 unit, sedangkan jambanisasi sebanyak 10 unit.

Sementara itu, sasaran TMMD non fisik dilakukan melalui metode penyuluhan dalam berbagai materi dengan melibatkan Narasumber dari berbagai unsur dan lembaga, seperti bidang Hukum dan Narkoba dari Polres Jembrana, termasuk bidang Pertanian, Kesehatan, Wasbang, Cinta Tanah Air, Hak dan Kewajiban WNI serta Administrasi Kependudukan diisikan oleh pihak instansi terkait dai Pemkab Jembrana.


Sasaran TMMD Ke-97 Kodim 1617/Jembrana secara non fisik, Kamis (22/9/16) malam digelar di Balai Adat Pakraman Tengah, Dusun Rukun, Desa Gumbrih diisi dengan materi-materi penyuluhan diantaranya tentang peternakan Kambing juga Pertanian Budidaya Kakao serta Cengkeh yang disampaikan oleh Kadis Peternakan Pemkab Jembrana (Drh. I Gede Kastama, MSi) dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Jembrana (I Made Sedana, SP).

Kegiatan TMMD non fisik kali ini dihadiri oleh Tim Dispenad diantaranya Kolonel Inf Efrangunawan beserta 3 orang anggotanya yakni Letkol Inf Syahrinal, Mayor Inf Luther Bangun, Letda Inf Holil, juga Danramil 1617-04/Pekutatan (Kapten Inf Supeno) selaku Komandan SSK TMMD Ke-97 Kodim 1617/Jembrana, Babinsa Gumbrih (Serda I Nyoman Gede Rosadi), Bhabinkamtibmas Desa Gumbrih (Bripka I Wayan Suarja), Kepala Desa Gumbrih (I Ketut Nurjana) dan masyarakat Desa Gumbrih dengan jumlah keseluruhan sekitar 55 orang.

Berikut beberapa materi yang disampaikan dalam penyuluhan diantaranya tentang populitas kambing, pengenalan jenis-jenis kambing, pemilihan bibit kambing yang baik sebagai induk dan proses kelahiran kambing, diisi oleh Kadis Peternakan (Drh. I Gede Kastama), tampak diikuti dengan sangat seksama sehingga cukup menyita perhatian para peserta dalam penyuluhan. "Cara beternak kambing yang baik bukan saja dilihat dari produksi daging, namun ketika kotoranya juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan secara agrobisnis, kambing dapat lebih mengguntungkan dari ternak sapi karena disamping produksinya lebih cepat juga biaya pakan lebih murah serta gampang dicari", terang Kadis Peternakan (Drh. I Gede Kastama).

Selanjutnya, penyuluhan di bidang Pertanian diisi oleh I Made Sedana, SP diantaranya membahas tentang budidaya kakao dan cengkeh. Menurut I Made Sedana, syarat utama dalam penanaman kakao adalah sangat ditentukan dari hal pemilihan lokasi yang baik agar bisa tumbuh dengan subur. "Namun demikian, perawatan secara maksimal tentunya juga harus dilakukan untuk menghindari penyakit supaya dapat menghasilkan panen setiap tahun dan Kabupaten Jembrana terutama dalam sektor pertanian kakao serta cengkeh kedepannya diyakini dapat menjadi komoditi unggulan", jelas I Made Sedana. (JMS)

Kamis, 22 September 2016

Abrasi Tak Kunjung Penanganan, Warga Gilimanuk Protes




Jembrana (Wisma Berita)

Abrasi di Gilimanuk yang hingga saat ini bahkan kian parah akibat tidak adanya penanganan menjadikan warga semakin gerah, pasalnya telah berkali-kali melaporkan kondisi tersebut namun yang didapat hanya janji-janji dan tak kunjung adanya realisasi penanganan. Sebagian warga yang kecewa, akhirnya melampiaskannya dengan memasang spanduk yang mengatasnamakan  Semeton Gilimanuk Bersatu, dipasang di sejumlah titik menuju lokasi abrasi.

Dari hasil pemantauan Kamis (22/9/16), spanduk berwarna putih itu berisi kalimat menagih janji menyelamatkan daratan dari abrasi. “Kami Butuh Janji Nyata, Bukan Janji Palsu”. 

Selain di pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk tepatnya sebelah Barat Pasar Gilimanuk, spanduk juga dipasang di gang menuju Lingkungan Jineng Agung. Dari pengamatan ada dua spanduk yang terpasang di dekat lokasi abrasi itu.

Sejumlah warga mengatakan spanduk itu terpasang sejak sepekan ini dan yang memasang merupakan warga sekitar terdampak abrasi. Adapun spanduk itu menurutnya merupakan luapan kekecewaan warga lantaran janji yang diberikan belum juga terealisasi.

Seorang warga bernama Yati mengatakan, kondisi abrasi memang parah, sampai salah satu rumah digempur ombak bahkan jalan juga sudah putus akan tetapi belum juga ada penanganan dan ketika air laut pasang, halaman dan rumah warga di pinggir pantai tergenangi. "Sebelumnya, sudah berulangkali ada kunjungan dari pejabat dan petugas melakukan pengukuran di lokasi abrasi baik dari Kabupaten maupun Provinsi, termasuk seminggu yang lalu ada lagi petugas kesini mengecek, tapi belum juga ada realisasi perbaikan seperti yang pernah dijanjikan", terang Yati.

"Abrasi di bagian Timur memang sudah diplengseng (sender) padahal disana minim rumah warga, namun di sini justru yang banyak rumah warga malah belum ada tindakan sama sekali,” tambah warga lain.

Sementara itu, dari pengamatan kemarin dampak abrasi di Lingkungan yang berbatasan dengan Parkir Manuver itu kondisinya sudah porak poranda. Sejumlah buis yang sebelumnya dipasang untuk melindungi daratan di sepanjang lingkungan itu kini juga sudah hancur, sehingga air laut dari Selat Bali langsung menerjang ke rumah warga. (JMS)